Trik Membantah Wahabi
Aqidah

Trik Membantah Wahabi

JAWABAN Bagi Gus Bik tentang

Trik menghadapi wahabi :

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول الله محمد بن عبدالله وآله وصحبه أجمعين

Mukaddimah:

Istilah “Wahabi” adalah istilah yang sering digunakan oleh sebagian orang yang ingin memecah belah kaum muslim. Tetapi jika memang di zaman sekarang seorang Mukmin yang berpegang teguh kepada Al Quran dan Hadits dengan pemahaman para salaf disebut-sebut sebagai “Wahabi” maka itu adalah istilah yang diada-adakan untuk memecah belah kaum muslim. Padahal Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab rahimahullah yang senantiasa dikait-kaitkan dengan istilah “Wahabi”, dakwah beliau hanya ingin mengembalikan kaum muslim kepada “KEMURNIAN” Islam sebagaimana yang dibawa Nabi dan Para shahabat radhiyallahu ‘anhum, para tabi’ie dan para tabi’iut tabi’ien rahimahumullah,

bahkan dakwah Syaikh rahimahullah ini sudah dipuji oleh Bung Karno “Sang Bapak Revolusi” rahimahullah oleh karena “KEMURNIANNYA TADI”, lihatlah Buku berjudul

“Dibawah Bendera Revolusi”

(yaitu kumpulan tulisan dan pidato-pidato beliau) jilid pertama, cetakan kedua,tahun 1963 halaman 398,

Bapak Revolusi Soekarno rahimahullah mengatakan dengan jelas:

” Tjobalah pembatja renungkan sebentar “padang-pasir” dan “wahabisme” itu. Kita mengetahui djasa wahabisme jang terbesar : ia punja kemurnian, ia punja keaslian, – murni dan asli sebagai udara padang- pasir, kembali kepada asal, kembali kepada Allah dan Nabi, kembali kepada islam dizamanja Muhammad!”

Kembali kepada kemurnian, tatkala Islam belum dihinggapi kekotorannya seribu satu tahajul dan seribu satu bid’ah.”

Lemparkanlah djauh-djauh tahajul dan bid’ah itu, tjahkanlah segala barang sesuatu jang membawa kemusjrikan!”.

JADI ANGGAPLAH ISTILAH “WAHABI” HANYA SEBAGAI CELAAN ISAPAN JEMPOL yang tidak ada nilainya dan hanya ingin memecah belah kaum muslim.

Berikut Jawabannya:

Wahabi : “Jangan melakukan suatu ibadah yang tidak ada contoh dari Rasulullah SAW”

Gus Bik : “Kalau begitu jangan dengar Khutbah Jum’at dengan Bahasa Indonesia”

Jawab Ahli Hadits: “Lho Gus Bik, katanya sampeyan ngakunya madzhab Syafii, Sebagian ulama madzhab Imam Syafii sendiri membolehkan Sholat jum’at dengan selain Bahasa arab, makanya baca Majmu’ Syarah al-Muhadzab 4/522:

هَلْ يُشْتَرَطُ كَوْنُ الْخُطْبَةِ بِالْعَرَبِيَّةِ فِيهِ طَرِيقَانِ (أَصَحُّهُمَا) وَبِهِ قَطَعَ الْجُمْهُورُ يُشْتَرَطُ لِأَنَّهُ ذِكْرٌ مَفْرُوضٌ فَشُرِطَ فِيهِ الْعَرَبِيَّةُ كَالتَّشَهُّدِ وَتَكْبِيرَةِ الْإِحْرَامِ مَعَ قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي ” وَكَانَ يَخْطُبُ بِالْعَرَبِيَّةِ (وَالثَّانِي) فِيهِ وَجْهَانِ حَكَاهُمَا جَمَاعَةٌ مِنْهُمْ الْمُتَوَلِّي (أَحَدُهُمَا) هَذَا (وَالثَّانِي) مُسْتَحَبٌّ وَلَا يُشْتَرَطُ لِأَنَّ الْمَقْصُودَ الْوَعْظُ وَهُوَ حَاصِلٌ بِكُلِّ اللُّغَاتِ قَالَ أَصْحَابُنَا فَإِذَا قُلْنَا بِالِاشْتِرَاطِ فَلَمْ يَكُنْ فِيهِمْ مَنْ يُحْسِنُ الْعَرَبِيَّةَ جَازَ أَنْ يَخْطُبَ بِلِسَانِهِ مُدَّةَ التَّعَلُّمِ وَكَذَا إنْ تَعَلَّمَ وَاحِدٌ مِنْهُمْ التَّكْبِيرَ بِالْعَرَبِيَّةِ فَإِنْ مَضَى زَمَنُ التَّعَلُّمِ وَلَمْ يَتَعَلَّمْ أَحَدٌ مِنْهُمْ عَصَوْا بِذَلِكَ وَيُصَلُّونَ الظُّهْرَ أَرْبَعًا وَلَا تَنْعَقِدُ لَهُمْ جُمُعَةٌ

Apakah disyaratkan penyampaian khotbah Jumat dengan Bahasa Arab: “Di dalamnya terdapat dua jalan (pendapat ), yang paling benar dari dua pendapat tersebut dan ini yang ditegaskan oleh mayoritas ulama (madzhab Asy Syafi’ie) adalah bahwa disyaratkan, karena ia adalah dzikir yang wajib, maka disyaratkan di dalamnya dengan Bahasa Arab, seperti tasyahhud, takbiratul ihram, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam “Shalatlah kalian sebagaimana kalian telah melihat aku shalat”, dan beliau senantiasa berkhotbah dengan Bahasa Arab.

Dan jalan (pendapat) kedua di dalamnya terdapat dua sisi, sebagian (ulama madzhab Asy Syafi’ie) diantara mereka Al Mutawally menceritakan salah satu sisinya adalah ini ( yaitu pendapat yang mensyaratkan harus dengan Bahasa Arab) dan sisi kedua adalah, dianjurkan dan tidak disyaratkan karena maksudnya adalah nasehat dan itu bisa terjadi dengan setiap bahasa, para shahabat kami (dari ulama madzhab Asy Syafi’ie) berkata: “Jika kita katakan disyaratkan sedangkan tidak ada diantara mereka yang bisa berbahasa Arab, maka boleh untuk berkhotbah dengan bahasanya sendiri selama belajar (Bahasa Arab). Dan demikian pula jika salah seorang dari mereka belajar takbir dengan Bahasa Arab, jika telah berlalu waktu belajar dan tidak seorangpun dari mereka belajar, maka mereka telah bermaksiat dengan hal tersebut, dan mereka shalat zhuhur sebanyak empat rakaat dan tidak sah shalat jumat bagi mereka.

Wahabi : “Semua amalan itu tertolak kalau tidak ada contoh dari Rasulullah SAW”

Gus Bik: “Kalau begitu jangan lakukan Shalat Tarawih sebulan penuh di masjid”

Jawab Ahli Hadits: “Sholat Trawih di masjid dicontohkan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam tiga hari dan itu dimaksudkan agar tidak menjadi wajib bagi umatnya, dan itupun dicontoh oleh Shahabat Umar yang diteruskan untuk menjadikan sholat trawih di masjid dengan berjama’ah. Jadi kesimpulanmu itu salah !

Wahabi: “Islam itu sudah sempurna, tidak perlu di tambah-tambah lagi”

Gus bik: “Kalau begitu, tidak usah banyak bicara. Karena Islam sudah sempurna, dan tidak perlu lagi di tambah ajaran aneh wahabi”

Jawab Ahli Hadits; “Gus Bik, barakallahu gik…Lho sempurna itu sudah termaktub di al-Quran lho, kamu tidak percaya dengan Al-Quran ? berarti keyakinanmu itu yang aneh bin Nyeleneh”

Trus ajaran wahabi yang mana yang Nyeleneh ?

Wahabi : “Kubah kuburan wali harus di rubuhkan,
karena berpotensi syirik disembah”.
Gus Bik : “Kenapa hanya kubah kuburan saja yg di rubuhkan, sekalian saja tebang semua pohon didunia, ratakan gunung-gunung, goa-goa, laut, hancurkan bulan, bintang, matahari, ka’bah, dan hajarul aswad karena semuanya juga berpotensi syirik untuk disembah”

Jawab Ahli Hadits; “Gus Bik, ahsannya kamu jangan ambil pernyataan wahabi sepotong potong, karena yang benar adalah kubah kuburan wali memang sebaiknya dirubuhkan karena berpotensi syirik disembah, namun itu juga harus melihat mashlahat mafsadahnya dulu, makanya  kamu pernah dengar hadits berikut belum? Kalau belum silahkan perhatikan hadits di Shohih Al-Bukhori berikut:

Salah satu sebab yang membuat seseorang menjadi kufur adalah sikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam beragama, baik kepada orang shalih atau dianggap wali, maupun ghuluw kepada kuburan para wali, hingga mereka minta dan berdo’a kepadanya padahal ini adalah perbuatan syirik akbar.

لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ.

“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka kata-kanlah, ‘‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya). HR. Al-Bukhari (no. 3445),

Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga memperingatkan umatnya agar tidak menjadikan kuburnya sebagai perayaan dan tempat kunjungan. Beliau shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

لَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا، وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ»

”Janganlah menjadikan kuburku sebagai perayaan, tetapi bershalawatlah kepadaku, karena shalawat kalian sampai kepadaku di mana pun kalian berada.” (HR. Abu Daud no. 2042, shohih lihat Shohih Abu Dawud al-Umm no. 1780 dan Shohih Jamiush Shoghir no. 7226)

Wahabi : “Salam untuk orang yang telah meninggal dunia tidak akan sampai”
Gus Bik : “Kalau begitu saat shalat tidak usah ucapkan “Assalamu ‘alaika ayyuhannabiyu warahmatullahi wabarakatuh”, karena Rasulullah SAW telah lama wafat”
Jawab Ahli Hadits; “Gus Bik, sampeyan salah mendengar pernyataan wahabi, atau ente memplintir pernyataan wahabi ? wahabi yang mana yang mempunyai pernyataaan salam untuk orang meninggal tidak akan sampai ? yang tidak ada adalah menitipkan salam kepada orang yang pergi ke Madinah agar salam itu sampai kepada Nabi Shallallahu’alaihi wasallam maka itu adalah termasuk perkara baru tidak pernah ada contohnya dari para pendahulu yang sholih,

sedangkan mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Shallallahu’alaihi wasallam adalah dimana saja sebagaimana hadits yang shohih:

 لَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا، وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ»

”Janganlah menjadikan kuburku sebagai perayaan, tetapi bershalawatlah kepadaku, karena shalawat kalian sampai kepadaku di mana pun kalian berada.” (HR. Abu Daud no. 2042, shohih lihat Shohih Abu Dawud al-Umm no. 1780 dan Shohih Jamiush Shoghir no. 7226)

Gus Bik, setahuku yang wahabi sampaikan adalah mengirimkan hadiah bacaan quran yang biasa dilakukan ketika tahlilan kepada yang telah meninggal maka tidak akan sampai!

Wahabi : “Tassawuf itu ajaran baru, karena Rasulullah SAW tidak pernah menyebut sufi”
Gus Bik : “Kalau begitu tidak usah belajar hadits, karena istilah-istilah muhaddits pun Rasulullah SAW tidak pernah sebut”
Jawab Ahli Hadits : “Benar tasawuf itu ajaran baru namun bukan karena Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam tidak pernah menyebut sufi”
Gus Bik, barakallahu fik …yang antum harus ketahui adalah bahwa Ibnu Taimiyah  (beliau bukan wahabi lho…
karena kalo Gus Bik tahunya wahabi itu adalah yang ngikutin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah wafat th. 1206 H,  Sedangkan Ibnu Taimiyah wafat th 728 H, mungkinkan yang lebih dahulu dinisbatkan ke yang lebih baru? Dan setahu ane wahabi itu jarang nyebut Nabi SAW tapi mereka seringnya menulis lengkap Shallallahu’alaihi wasallam )

لَفْظُ ” الصُّوفِيَّةِ ” فَإِنَّهُ لَمْ يَكُنْ مَشْهُورًا فِي الْقُرُونِ الثَّلَاثَةِ وَإِنَّمَا اُشْتُهِرَ التَّكَلُّمُ بِهِ بَعْدَ ذَلِكَ

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, “Adapun lafazh “Shufiyyah”, lafazh ini tidak dikenal di kalangan tiga generasi yang utama. Lafazh ini baru dikenal dan dibicarakan setelah tiga generasi tersebut (Majmu’ Al Fatawa 11/5)

Bahkan ada ulama yang juga bukan wahabi yaitu Imam Ibnul Jauzy rahimahullah wafat th. 597 H mengatakan dalam kitabnya Talbis Iblis 1/145 (cet Darul Fikr 1421 H) :

والتصوف طريقة كان ابتداؤها الزهد الكلي ثم ترخص المنتسبون إليها بالسماع والرقص فمال إليهم طلاب الآخرة من العوام لما يظهرونه من التزهد ومال اليهم طلاب الدنيا لما يرون عندهم من الراحة واللعب

Tasawuf adalah suatu aliran yang lahirnya diawali dengan sifat zuhud secara keseluruhan, kemudian orang-orang yang menisbatkan diri kepada aliran ini mulai mencari kelonggaran dengan mendengarkan nyanyian dan melakukan tari-tarian, sehingga orang-orang awam yang cenderung kepada akhirat tertarik kepada mereka karena mereka menampakkan sifat zuhud, dan orang-orang yang cinta dunia pun tertarik kepada mereka karena melihat gaya hidup yang suka bersenang-senang dan bermain pada diri mereka.

Lalu kenapa tidak usah belajar hadits ?? sedangkan Abu Hurairah siang malam menghafal hadits dan menjadi perawi hadits yang paling banyak riwayat haditsnya.

Dan bagaimana kita tahu bahwa orang berdusta atas nama Nabi Shallallahu’alaihi wasallam atau tidak kalau kita tidak belajar tentang hadits secara mendetail kepada ulama ahli hadits ? sedangkan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Al- Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4).

Wahabi : “Jangan percaya ulama, ulama itu tidak ada yang maksum, dan yang maksum hanya Rasulullah SAW”
Gus Bik : “Kalau begitu tidak usah pakai hadits, karena semua hadits di riwayatkan oleh para ulama”
Jawab Ahli Hadits: “Gus Bik, barakallah fik…sampeyan keliru kalau begitu, kan ada dua ulama yaitu yang sholih dan tidak sholih, kalau ulama yang sholih maka boleh kita ikuti selama yang disampaikannya adalah dari Al-Quran dan Al-Hadits yang shohih menurut pemahaman ulama ahli hadits, sedangkan Imam Malik wafat th. 179 (dan beliau bukan wahabi lho) mengatakan :

كل يُؤخذ من كلامه ويُرد إلا صاحب هذا القبر

Semua orang perkataaannya bisa diterima atau ditolak, kecuali pemilik kuburan ini (Nabi shallallahu’alaihi wasallam)

Wahabi : “Maulid itu bid’ah, tidak boleh di lakukan”
Gus Bik: “Kalau begitu jika anak kamu lahir tidak usah senyum senang, karena itu bagian dari perayaan kelahiran”

Jawab Ahli Hadits: “Gus Bik, Allahu Yahdik…semoga Allah memberikan petunjuk kpdmu Maulid yang dimaksud adalah maulid Nabi Shallallahu’alaihi wasallam, dan itu memang bid’ah karena tidak ada contoh di Zaman Nabi, Tabiin maupun Tabiut Tabiin, kalaupun itu baik tentunya mereka telah melakukannya, namun tidak ada satupun dari mereka yang melakukannya. Dan sampeyan asbung alias asal nyambung dengan “anak kamu lahir” mosok nggak boleh senyum ? kan aneh itu!

Wahabi : “Indonesia ini negara thaghut”
Gus Bik : “Kalau begitu tidak usah tinggal di Indonesia”

Jawab Ahli Hadits: “Gus Bik, barakallahu fik,…siapa yang bilang Indonesia itu negara Thaghut ? wahabi yang mana tuh, ane pengin tahu juga nih ? Lalu apa sih definisi thoghut itu Gus Bik ? setahu ane Thaghut itu sbb, Allah berfirman :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan telah kami utus seorang Rasul pada setiap umat, (untuk menyeru): ‘Beribadahlah kalian kepada Allah dan jauhilah oleh kalian thaghut’.” (An-Nahl: 36)

Secara bahasa, kata ini diambil dari kata طَغَى, artinya melampaui batas.

Allah berfirman:

إِنَّا لَمـَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ

“Sesungguhnya ketika air melampaui batas, Kami bawa kalian di perahu.” (Al-Haqah:11)

Ibnul Qayyim rahimahullah (bukan wahabi pula karena wafat tahun 751 H) mengatakan definisi thaghut dalam kitabnya I’laamul Muwaqi’iin 1/40 (cet Darul Kutub al-Ilmiyah 1411H) :

وَالطَّاغُوتُ: كُلُّ مَا تَجَاوَزَ بِهِ الْعَبْدُ حَدَّهُ مِنْ مَعْبُودٍ أَوْ مَتْبُوعٍ أَوْ مُطَاعٍ

adalah setiap sesuatu yang melampui batasannya, baik yang disembah (selain Allah ), atau diikuti atau ditaati (jika dia ridha diperlakukan demikian).”

Terus dari definisi diatas adakah Negara Indonesia termasuk thaghut ?

Wahabi : “Aqidah Asy’ariyyah itu sesat”
Gus Bik : “Kalau begitu tidak usah pakai kitab Ibnu Hajar Al Asqalani”

Jawab Ahli Hadits: “Gus Bik, barakallah fik, tidak ada kitab paten yang benar semua tidak ada keraguan didalamnya kecuali al-Quran, dan dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Shallallahu’alaihi wasallam yang dibimbing wahyu, ane ulangin perkataan imam Malik,

كل يُؤخذ من كلامه ويُرد إلا صاحب هذا القبر

Semua orang perkataaannya bisa diterima atau ditolak, kecuali pemilik kuburan ini (Nabi shallallahu’alaihi wasallam)

Maka perkataan Gus Bik sendiri tidak akan ane pakai, Soalnya asbung banget.

Wahabi : “Imam Syafi’i itu tidak maksum”
Gus Bik : “Apa lagi kamu … Ha ha ha⁠⁠

Jawab Ahli Hadits: “Gus Bik, tidak maksum juga tho ?”

〰Selesai〰

Disusun oleh beberapa Ustadz yang dituduh sebagai “The Wahabi”

Post Comment