Wasiat Syeikh Al Albani rahimahullah Kepada Setiap Muslim Sebelum Wafatnya
Aqidah

Wasiat Syeikh Al Albani rahimahullah Kepada Setiap Muslim Sebelum Wafatnya

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ:

Saudaraku seiman…

Syeikh ini belum pernah saya lihat wujudnya…

Hanya suara beliau yang pernah dengar dan semoga selalu dimudahkan untuk mendengarnya…

Demi Allah saya mencintaimu karena Allah, wahai Syiekh…

 

Allah Ta’ala belum mentakdirkan saya bertemu denganmu di dunia, tetapi saya berdoa semoga Allah memberikan kesempatan berkumpul bersamamu wahai syeikh dan sebelumnya tentunya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di surga Firdaus.

Kalau Anas bin Malik dan para shahabat radhiyallahu ‘anhum sangat gembira dan tidak pernah mereka segembira itu, ketika mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“Kamu bersama seorang yang kamu cintai”

Dengannya, beliau berharap bisa berkumpul dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma di surga, karena beliau mencintai mereka, meskipun tidak bisa beramal seperti amalan mereka.

MAKA saya juga sangat bergembira dengan hadits tersebut, karena berharap bisa berkumpul denganmu Wahai Syeikh dan sebelumnya tentunya bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum,  karena saya mencintai kalian seluruhnya, meskipun saya tidak sanggup beramal seperti amal kalian seluruhnya.

عَنْ أَنَسٍ – رضى الله عنه – أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – عَنِ السَّاعَةِ ، فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا » . قَالَ لاَ شَىْءَ إِلاَّ أَنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ – صلى الله عليه وسلم – . فَقَالَ « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ .

Artinya: “Anas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa seorang pernah bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kiamat, ia bertanya: “Kapankah kiamat?”, beliau menjawab: “Apa yang kamu telah setiapkan untuknya?”, orang tersebut menjawab: “Tidak ada apapun, kecuali Sesungguhnya aku mencintai Allah dan rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu beliau bersabda: “Kamu bersama seorang yang engkau telah cintai.” Anas berkata: “Maka kami belum pernah bergembira dengan sesuatu sebagaimana kegembiraan kami dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam “Kamu bersama seorang yang telah kamu cintai”. Anas berkata: “Maka aku mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan Abu Bakar serta Umar dan berharap agar aku bersama mereka dengan kecintaanku kepada mereka, meskipun akau belum beramal seperti amalan mereka.” HR. Bukhari.

Wasiat Al ‘Allamah Syeikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah kepada kaum muslim sebelum wafatnya :

1. Bertakwallah kepada Allah

2. Tambahlah ilmu yang bermanfaat dan shalih, yang diambilkan dari Al Quran dan Sunnah di atas pemahaman para salaf Ash Shalih.

{ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ} [البقرة: 282]

Artinya: “Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu.” QS. Al Baqarah: 282.

3. Barengilah ilmu shalih tersebut sekuat mungkin dengan amal, sehingga ilmu tersebut menjadi hujjah penguat bukan sebagai hujjah pemberat, saat

{يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)} [الشعراء: 88، 89]

Artinya: “Pada hari, harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna”, “Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”

4. Jauhilah sikap keluar dan memisahkan diri dari kesatuan kaum muslim. 

وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا كَمَا أَمْرَكُمُ اللَّهُ

Artinya: “Dan jadilah kalian seluruhnya menjadi hamba-hama Allah yang bersaudara, sebagaimana yang telah Allah perintahkan kepada kalian.” HR. Ahmad

5. Berlemah lembutlah dalam mendakwahkan kebenaran terutama kepada orang-orang yang sangat menentang dakwah kita.

{ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ} [النحل: 125]

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” QS. An Nahl:125.

Dan orang yang paling berhak mendapatkan hikmah/kelemah lembutan di dalam dakwah kita kepada kebenaran adalah orang-orang yang paling menentang dan benci dalam permasalahan dasar akidah kita, sehingga tidak terkumpul pada diri kita, beratnya menanggung beban mendakwahkan kebenaran dengan beratnya keburukan cara berdakwah kepada agama Allah Azza wa Jalla.

6. Berharaplah dari seluruh hal itu, wajah Allah Ta’ala, tidak menginginkan balasan dan tidak pula ucapan terima kasih (dari makhluk).

Silahkan dengarkan wasiat ini di: http://www.youtube.com/watch?v=BC9c1pd1DHQ

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin

Kamis, 15 Jumadats Tsaniyah 1434H, Dammam KSA.

Post Comment