بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ:
Saudaraku seiman…
Di bawah ini Fatwa dari Al Lajnah Ad Daimah (Komite Tetap Untuk Pembahasan Ilmiyyah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi) tentang hukum shalat di dalam masjid yang terdapat kuburan?
Fatwa no: 4521, 6/4/1402H
Pertanyaan:
السؤال : سائل يقول : ما حكم الصلاة في مسجد فيه قبر ؟ ويقول بعض العلماء لا تجوز الصلاة فيه وإن لم يكن في البلد مسجد غيره فتصلي في بيتك خير لك ثوابا من أن تصلي في ذلك المسجد الذي فيه قبر ويقول بعضهم تجوز الصلاة فيه لأن قبر الرسول – صلى الله عليه وسلم – موجود في مسجده وصاحبيه أبي بكر وعمر وقد أشكل علي الأمر . فما العمل ؟
Ada seorang yang bertanya: ‘Apakah hukum shalat di dalam masjid yang terdapat kuburan? Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak boleh shalat di dalammnya dan jika di daerah tidak ada sebuah masjidpun selain masjid tersebut,, maka shalatlah di dalam rumahmu lebih baik bagimu pahalanya daripada shalat di dalam masjid yang di dalamnya terdapat dan sebagian yang lain berpendapat bahwa boleh shalat di dalamnya karena Kuburan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di dalam masjidnya dan kuburan kedua shahabatnya Abu Bakar dan Umar juga terdapat di dalamnya, perkara ini terjadi kerancuan, jadi apa yang harus dilakukan?
Jawaban:
الجواب : أولا : لا يجوز بناء المساجد على القبور ولا تجوز الصلاة في مسجد بني على قبر أو قبور لما ثبت عن عائشة رضي الله عنها أنها قالت : « لما نزل برسول الله – صلى الله عليه وسلم – طفق يطرح الخميصة له على وجهه فإذا اغتم بها كشفها فقال وهو كذلك : ( لعنة الله على اليهود والنصارى اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد ) » (1) يحذر ما صنعوا ولولا ذلك أبرز قبره غير أنه خشي أن يتخذ مسجدا . رواه البخاري ومسلم . وعن جندب بن عبد الله رضي الله عنه قال سمعت النبي – صلى الله عليه وسلم – قبل أن يموت بخمس وهو يقول « إني أبرأ إلى الله أن يكون لي منكم خليل فإن الله قد اتخذني خليلا كما اتخذ إبراهيم خليلا ولو كنت متخذا من أمتي خليلا لاتخذت أبا بكر خليلا ألا وإن من كان قبلكم كانوا يتخذون قبور أنبيائهم وصالحيهم مساجد ألا فلا تتخذوا القبور مساجد فإني أنهاكم عن ذلك » (2) . رواه مسلم .
فقد نهى النبي – صلى الله عليه وسلم – عن بناء المساجد على القبور ولعن من فعل ذلك فدل على أنه من الكبائر وأيضا في بناء المساجد على القبور والصلاة فيها غلو في الدين وذريعة إلى الشرك والعياذ بالله . ولذلك قالت عائشة رضي الله عنها ( يحذر ما صنعوا ولولا ذلك أبرز قبره ، غير أنه خشي أن يتخذ مسجدا ) .
Artinya: “Pertama: Tidak diperbolehkan membangun masjid-masjid di atas kuburan-kuburan dan tidak di perbolehkan shalat di dalam sebuah masjid yang dibangun di atasnya sebuah kuburan atau beberapa kuburan, hal in berdasarkan hadits yang tetap dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan sekarat, beliau meletakkan kain di atas wajahnya, jika sudah merasa sesak dengannya beliau membuka kain tersebut, lalau beliau bersabda dalam keadaan demikian: “Laknat Allah atas kaum Yahudi dan Nashrani, yang menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid-masjid.”[1] “beliau memperingatkan dari apa yang telah mereka perbuat dan kalau tidak demikian niscaya kuburannya akan diperlihatkan.” HR. Bukhari dan Muslim.
Dan juga berdasarkan hadits dari Jundub bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Aku telah mendengar Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lima hari sebelum meninggal, beliau bersabda: “Sesungguhnya aku berlepas diri kepada Allah, untuk menjadikan dari kalian untukku sebagai seorang Khalil, karena sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai Khalil sebagaimana menjadikan Nabi Ibrahim sebagai Khalil, jikalau aku menjadikan dari umatku seorang Khalil nisaya aku jadikan Abu Bakar sebagai Khalil. Ingatlah! sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadikan kuburan-kuburan Nabi-nabi mereka dan orang-orang shalaih mereka sebagai masjid. Ingatlah! Janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid, sesungguhnya aku melarang kalian akan hal itu.”[2] HR. Muslim.
Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang membangun masjid di atas kuburan dan beliau melaknat barangsiapa yang melakukan hal itu, maka hal itu menunjukkan bahwa hal itu termasuk dosa besar dan juga di dalam pembangunan masjid-masjid di atas kuburan dan shalat di dalamnya adalah termasuk sikap terlalu berlebihan di dalam beragama dan sarana menuju kepada kesyirikan dan kita hanya meminta perlindungan kepada Allah, oleh sebab itulah Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Beliau memperingatkan dari apa yang telah mereka kerjakan, kalau seandainya bukan hal itu niscaya diperlihatkan kuburannya, melainkan beliau khawatir (kuburannay) akan dijadikan masjid.”
ثانيا : إذا بني المسجد على قبر أو قبور وجب هدمه لأنه أسس على خلاف ما شرع الله والإبقاء عليه مع الصلاة فيه إصرار على الإثم في بنائه وزيادة غلو في الدين وفي تعظيم من بني عليه المسجد وذلك مما يفضي إلى الشرك والعياذ بالله وقد قال تعالى : { لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ } (3) . .
وقال – صلى الله عليه وسلم – : « إياكم والغلو في الدين فإنما أهلك من كان قبلكم الغلو في الدين » (4) أما إذا بني المسجد على غير قبر ثم دفن فيه ميت فلا يهدم ولكن ينبش قبر من دفن فيه ويدفن خارجه في مقبرة المسلمين لأن دفنه بالمسجد منكر فيزال بإخراجه منه .
Kedua: Jika masjid dibangun di atas sebuah kuburan atau beberapa kuburan maka wajib dirobohkan, karena ia dibangun di atas yang berbeda dengan apa yang disyariatkan Allah dan membiarkan membangun di atasnya serta shalat di dalamnya merupakan sikap terus menerus di dalam dosa di dalam pembangunannya dan tambahan sikap terlalu berlebih-lebihan di dalam beragama dan di dalam pengagungan siapa yang dibangun atasnya sebuah masjid dan hal itu termasuk yang menghantarkan kepad akesyirikan, segal perlindungan kita memohon kepada Allah. Padahal Allah Ta’ala telah berfirman: “Janganlah kalian terlau berlebih-lebihan di dalam agama kalian.”[3]
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah oleh kalian sikap ghuluw (terlalu berlebihan) di dalam beragama, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian hanya dihancurkan oleh sikap ghuluw di dalam agama.”[4] Adapun jika dibangun masjid di atas selain kuburan kemudian di kuburkan di dalamnya masjid maka tidak masjid tersebut tidak di robohkan akan tetapi dibongkar kuburan orang yang dikubur di dalamnya dan dikuburkan di luar masjid yaitu di pekuburan kaum muslim, karena menguburkan di dalamnya merupakan kemungkaran maka dihilangkan dengan cara mengeluarkannya dari masjid.
ثالثا : المسجد النبوي أسسه – صلى الله عليه وسلم – على تقوى من الله تعالى ورضوان منه سبحانه ولم يقبر فيه النبي – صلى الله عليه وسلم – بعد موته بل قبر في حجرة عائشة رضي الله عنها ولما مات أبو بكر رضي الله عنه دفن معه في الحجرة ثم مات عمر رضي الله عنه فدفن معه أيضا في الحجرة ولم تكن الحجرة في المسجد ولا في قبلته بل عن يسار المصلي خارج المسجد ولم تدخل فيه حينما وسع عثمان رضي الله عنه المسجد النبوي وإنما أدخلت بعد زمن الخلفاء الراشدين رضي الله عنهم .
وعلى هذا فالصلاة فيه مشروعة بل خير من ألف صلاة فيما سواه إلا المسجد الحرام بخلاف غيره مما قد بني على قبر أو قبور أو دفن فيه ميت فالصلاة فيها محرمة .
Ketiga: Masjid Nabawi dibangun oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di atas ketakwaan kepada Allah Ta’ala dan keridhaaan dari-Nya, maha suci Allah, dan tidak dikubur di dalamnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam setelah kematian beliau, akan tetapi beliau di kubur di dalam kamar Aisyah radhiyallahu ‘anha, dan ketika meninggal Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dikuburkan bersama beliau di dalam kamar, kemudian meninggal Umar radhiyallahu ‘anhu dan dikuburkan bersama beliau juga di dalam kamar, dan kamar belua di dalam masjid (pada waktu itu) dan tidak juga di arah kiblatnya, akan tetapi di sebelah kiri tempat shalat di luar masjid, dan tidak masuk di dalamnyaketika diperluas Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, tetapi di masukkan kamar tersebut setelah mas para khalifar yang diberi petunjuk radhiyallahu ‘anhum.
Dan berdasarkan hal ini, maka shalat di dalamnya di syariatkan bahkan lebih baik daripada seribu shalat dibandingkan masjid lainnya, kecuali al Masjid Al Haram berbeda dengan selainnya yang mana terlah dibangun di ataa kuburan atau beberapa kubur atau dikubur di dalamnya seorang mayat, maka shalat di dalamnya hukumnya haram.
رابعا : ليس لك أن تصلي الفريضة في بيتك بل عليك أن تصليها جماعة مع بعض إخوانك في غير المسجد الذي بني على قبر ولو في الفضاء عليكم أن تؤسسوا مسجدا على ما شرع الله لتؤدوا فيه الصلوات الخمس عملا بنصوص الشرع وبعدا عما نهى الله عنه والله الموفق وصلى الله على نبينا وآله وصحبه وسلم .
Keempat: tidak boleh bagimu untuk shalat wajib di dalam rumahmu akan tetapi hendaknya kamu shalat berjamaah bersama kawan-kawanmu di selain masjid yang dibangun di atas kuburan meskipun di lapangan dan hendaknya kalian membangun sebuah masjid di atas apa yang disayariatkan Allah, agar kalian bisa menuanaikan di dalamnya shalat lima waktu sebagai bentuk pengamalan terhadap nash-nash syar’ie dan menjauhi apa yang telah dialarang oleh Allah. Semoga Allah memberikan taufik-Nya dan shalawat serta salam semoaga selalu diberikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berserta keluarga dan para shahabat beliau.
Komite Tetap untuk Pembahasan Ilmiyyah dan Fatwa
Ketua : Syeikh Abdul Aziz bin Baz
Anggota : Syeikh Abdurrazzaq Afifi
Syeikh Abdullah Ghudayyan
Syeikh Abdullah Qu’ud
[1] HR. Bukhari, bab Ash Shalat (425), Muslim, bab Al Masajid dan Mawadhi’ Ash Shalat (531), An Nasai, bab Al Masajid (703) dan Ahmad, (6/146) dan Ad Darimi, Ash Shalat (1403).
[2] HR. Muslaim, bab Al Masajid wa mawadhi’ Ash Shalat, 532.
[3] QS An Nisa: 171.
[4] HR. Ibnu Majah, bab Al Manasik (3029) dan Ahmad (1/215).