Hadits

Wanprestasi

 بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:

Ini tulisan menyebutkan tentang perbedaan antara;
SEORANG YANG PENUH DENGAN PRESTASI DAN SEORANG YANG WANPRESTASI
Saya kagum kepada seseorang, bukan karena cantiknya, bukan karena gantengnya, bukan karena kayanya, bukan karena pintarnya, bukan karena jabatannya, bukan karena pendidikannya, bukan karena jabatannya.
Saya kagum karena prestasinya..
Ia sudah hafal Al Quran sebelum baligh, ia rajin shalat terutama diumurnya tujuh tahun, ia selalu shalat berjamaah di masjid, ia tidak pernah meninggalkan shalat tahajjud, Ia sangat jauh dari kesyirikan dan bid’ah , ia tidak pernah durhaka kepada orangtuanya, ia sangat menjaga mata, lisan, telinga dan kemaluannya, ia sangat dermawan, ia selalu ditunggu ceramahnya karena selalu mengajarkan berdasarkan Al Quran dan As Sunnah, ia  memiliki banyak artikel dan puluhan buku karangannya, yang sangat bermanfaat untuk kaum muslim, ia memiliki ceramah-ceramah agama yang sangat bermanfaat untuk kaum muslim.
Lebih lagi itu semua terjadi ketika UMURNYA HANYA DUA PULUHAN MENJELANG TIGA PULUHAN.
Saya berdoa semoga orang yang saya kagumi ini selalu dalam lindungan Allah Ta’ala

Kawan pembaca seiman…

Saya berharap prestasi-prestasi tersebut saya miliki bahkan kalau perlu lebih dari itu, saya tidak ingin menjadi seorang yang wanprestasi!!! hidup saya hanya dipenuhi dengan dosa dan maksiat tidak ada prestasi yang dapat saya bawa dihadapan Allah kelak!!! na’udzubillah!!!

Pernahkah Anda membaca hadits-hadits berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ ». وَفِى الْبَابِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ وَجَابِرٍ.

Artinya: “Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa seorang dari pedalaman daerah Arab berkata: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?”, beliau bersabda: “Barangsiapa yang panjang umurnya dan baik perbuatannya”. HR. Tirmidzi

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ ». قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ ».

Artinya: “Abdurrahman bin Abu Bakrah meriwayatkan dari bapaknya radhiyallahu, bahwa ada seorang yang bertanta: ‘Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling baik?”, beliau menjawab: “Barangsiapa yang panjang umurnya dan baik perbuatannya”, ia bertanya (lagi): “Lalu manusia manakah yang paling buruk?”, beliau menjawab: “Barangsiapa yang panjang umurnya dan buruk perbuatannya.” HR. Tirmidzi.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِكُمْ ». قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « خِيَارُكُمْ أَطْوَلُكُمْ أَعْمَاراً وَأَحْسَنُكُمْ أَعْمَالاً ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan yang paling baik dari kalian?”, mereka menajwab: Ia, wahai Rasulullah”, beliau bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling panjang umurnya dan palaing baik amal perbuatannya dari kalian.” HR. Ahmad.
kawan pembaca seiman…

Setelah ini perhatikan penjelasan dan perkataan para ulama:

Berkata Al Munawi rahimahullah:

( خير الناس من طال عمره وحسن عمله ) لان من كثر خيره كلما امتد عمره وكثر أجره وضوعفت درجاته ( وشر الناس من طال عمره وساء عمله ) لان الاوقات كرأس مال التاجر وكلما كان رأس المال كثيرا كان الربح أكثر

“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik perbuatannya”, karena barangsiapa yang banyak kebaikannya setiap kali ia bertambah umurnya dan bertambah pahalanya dan ditinggakan kedudukannya, sedangkan “seburuk-buruk manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk perbutannya”, karena waktu adalah seperti modal seorang pedagang dan setiap kali modalnya banyak niscaya keuntungan akan lebih banyak.” Lihat kitab At Taisir Bisyarh Al jami’ Ash Shaghir, 1/1071.
Berkata Al Kasymiry :

أن الممدوح ليس هو طول العمر بل الممدوح ذهاب الإنسان من الدنيا وهو خال من الأوزار الهالكة له مع طول عمره .

“Bahwa yang dipuji adalah buka ia panjang umur akan tetapi yang dipuji peginya seorang manusia dari dunia dalam keadaan ia terlepas dari dosa-dosa yang membinasakan untuknya bersamaan dengan panjang umurnya. Lihat kitab Al ‘Urf Asy Syadzi, 3/374 (syamela).
Berkata Al Mubarakfury rahimahullah:

قَالَ الطِّيبِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ إِنَّ الْأَوْقَاتِ وَالسَّاعَاتِ كَرَأْسِ الْمَالِ لِلتَّاجِرِ فَيَنْبَغِي أَنْ يَتَّجِرَ فِيمَا يَرْبَحُ فِيهِ وَكُلَّمَا كَانَ رَأْسُ مَالِهِ كَثِيرًا كَانَ الرِّبْحُ أَكْثَرَ فَمَنِ انْتَفَعَ مِنْ عُمُرِهِ بِأَنْ حَسُنَ عَمَلُهُ فَقَدْ فَازَ وَأَفْلَحَ وَمَنْ أَضَاعَ رَأْسَ مَالِهِ لَمْ يَرْبَحْ وَخَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا انْتَهَى

“Berkata Ath Thiby rahimahullah: “Sesungguhnya waktu dan kesempatan laksana modal bagi seorang pedagang, maka semestinya ia berdagang di dalam hal yang ia beruntung di dalamnya, setiap kali modanya banyak maka untungnya akan lebih banyak, maka barangsiapa yang memanfaatkan dari umurnya dengan baiknya perbuatannya, sungguh ia telah sukses dan beruntung, dan barangsiapa yang menyia-nyiakan modalnya maka ia tidak akan beruntung dan menderita keragian yang sangat nyata.” Lihat kitab Tuh Fat Al Ahwadzi, 6/512.

Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah:

والعاقل المؤيد بالتوفيق يعتبر بدون هذا ويتم نقائص خلقته بفضائل أخلاقه وأعماله فكلما امتحى من جثمانه أثر زاد إيمانه وكلما نقص من قوى بدنه زاد في قوة إيمانه ويقينه ورغبته في الله والدار الآخرة وإن لم يكن هكذا فالموت خير له لأنه يقف به على حد معين من الألم والفساد بخلاف العيوب والنقائص مع طول العمر فإنها زيادة في ألمه وهمه وغمه وحسرته وإنما حسن طول العمر ونفع ليحصل التذكر والاستدراك واغتنام الغرض والتوبة النصوح كما قال تعالى أولم نعمركم ما يتذكر فيه من تذكر فمن لم يورثه التعمير وطول البقاء إصلاح معائبه وتدارك فارطه واغتنام بقية أنفاسه فيعمل على حياة قلبه وحصول النعيم المقيم وإلا فلا خير له في حياته فإن العبد على جناح سفر إما إلى الجنة وإما إلى النار فإذا طال عمره وحسن عمله كان طول سفره زيادة له في حصول النعيم واللذة فإنه كلما طال السفر أيها كانت الصبابة أجل وأفضل وإذا طال عمره وساء عمله كان طول سفره زيادة في ألمه وعذابه ونزولا له إلى أسفل فالمسافر إما صاعد وإما نازل وفي الحديث المرفوع خيركم من طال عمره وحسن عمله وشركم من طال عمره وقبيح عمله

“Dan seorang berakal yang diberi kekuatan dengan petunjuk, mengganggap dengan selain ini, ia akan menyempurnakan kekurangan bentuk rupanya dengan kebaikan-kebaikan akhlak dan perbuatannya, maka setiap kali terdapat bekas (kekurangan) dari tubuhnya, niscaya bertambah imannya dan setiap kali berkurang dari kekuatan badannya, niscaya bertambah dalam kekuatan iman dan keyakinannya serta keinginnannya kepada Allah dan kehidupan akhirat, kalau tidak berlaku demikian, maka kematian lebiah baik baginya, karena ia berdiam dengannya pada sebuat batas berupa rasa sakit kerusakan berbeda dengan aib dan kekurangan-kekurangan bersamaan dengan panjangnya umur, maka sesungguhnya ia adalah tambahan dalam rasa sakit, gundah, resah dan penderitaannya. Dan baik dan bermanfaatnya panjang umur agar terjadi pengingatan dan perbaikan, penggunaan sebaik-baiknya tujuanserta taubat yang sebenar-benarnya, sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

{أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ } [فاطر: 37]

“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir”,
Maka barangsiapa panjang umurnya tidak mewariskan kepadanya perbaikan aib-aibnya dan pengoreksian kelalaian-kelalainnya, penggunaan sebaik-baiknya sisa-sia dari nafasnya, yang akhirnya ia melakukan yang menghidupkan hatinya dan mendapatkan nikmat yang abadi, kalau tidak (demikian) maka tidak kebaikan dalam kehidupannya. Karena seorang hamba pada sebuah sayap perjalanan, baik menuju surga atau menuju neraka. Jika panjang umurnya dan baik perbuatannya, maka panjang perjalanannya adalah merupakan tambahan baginya dalam mencapai kebaikan-kebaikan dan kelezatan, karena sesungguhnya setiap kali bertambah panjang perjalanan maka ia akan mendapatkan bagian yang lebih besar dan lebih baik. Dan jika panjang umurnya tetapi buruk perbuatannya, maka panjang perjalannya adalah tambahan penderitaan dan siksa untuknya serta sebagai pnurun untuknya ke tempat yang lebih rendah, karena seorang musafir itu baik ia sedang dalam keadaan naik atau turun, di dalam hadits disebutkan: Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan baik perbuatannya dan seburuk-buruk kalian adalah yang panjang umurnya dan buruk perbuatannya.” Lihat kitab Al Fawaid, karya Ibnu Qayyim Al Jauziyyah, 189.
Setelah penjelasan ini, maka tidak heran Ibnu rajab Al Hanbaly menjelaskan keadaan salaf Ash Shalih:

كان الصديقون يستحيون من الله أن يكونوا اليوم على مثل حالهم بالأمس يشير إلى أنهم كانوا لا يرضون كل يوم إلا بالزيادة من عمل الخير و يستحيون من فقد ذلك و يعدونه خسرانا كما قيل :
 ( أليس من الخسران أن لياليا … تمر بلا نفع و تحسب من عمري )

“Dahulu para orang-orang shiddiq, malu kepada Allah, hari ini keadaan mereka seperti keadaan mereka kemarin, ini mengisyaratkan bahwa mereka tidak rela setiap hari kecuali bertambah dari perbuatan baik dan mereka malu kehilangan akan hal itu dan menganggapnya sebagai sebuah kerugian, sebagaimana yang dikatakan:
“Bukankah termasuk kerugian, malam-malam kita…berlalu tanpa manfaat apapun padahal diambil dari umurku.” Lihat kitab Lathaif Al Ma’arif, hal: 321.

Kawan pembaca seiman…
Semoga hidup kita penuh dengan prestasi dan jauh dari sikap wanprestasi. Allahumma amin.

Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Rabu, 29 Dzulhijjah 1433H, Dammam Arab Saudi.

 

 

 

Post Comment