Bismillah walhamdulillah wash shalatu wassalamu ‘ala rasulillah wa ‘ala aalihi washahbihi wasallam.
Amma ba’du;
Tujuan nasihat ini adalah agar para murid dan para penuntut ilmu;
- Lebih beradab kepada ustadz/gurunya.
- Tidak menjadi pengadu domba antara para ustadz/guru.
- Lebih fokus hanya menuntut ilmu dan tidak mengghibah ustadz.
Jangan membanding-banding prestasi ustadz/guru A dengan ustadz/guru B, baik di dalam;
- Isi dakwahnya, jika isinya sama-sama benar,
- Cara penyampaiannya,
- Jumlah yang hadir dalam pengajiannya,
- Banyak karya bukunya,
- Banyak video pengajiannya,
- Banyak muridnya, dll.
Wahai para murid dan penuntut ilmu, jangan kalian bandingkan antara ustadzmu, jangan menjadi pengadu domba antar ustazmu! Ketahuilah, wahai para penuntut ilmu, setiap orang ditakdirkan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita ambil contoh dalam penulisan buku, tidak ada kewajiban setiap ustadz atau guru untuk menulis buku! Lihat saja para ulama, sangat banyak jumlah mereka, namun tidak semua dari mereka memiliki atau menulis buku sendiri. Mungkin ada ustadz tidak menuliskan buku, karena ia mencukupkan dengan apa yang ada dan mengajarkan buku para ulama bagi dia sudah cukup. Adapun ustadz yang memiliki karangan buku yang banyak, disamping karena taufik dari Allah dan kemudian kegigihannya, juga ada faktor lain yang mempengaruhi, seperti;
- Ada pegawai, tim, atau kru yang membantunya,
- Ada donatur yang menggaji pegawai tim atau krunya,
- Ada sarana memadai yang membantunya,
- Ada keluangan waktu dan tenaga untuk menulis buku karena tidak memiliki Lembaga yang ia pimpin secara langsung di lapangan,
- Ada keluangan waktu dan tenaga karena mempunyai hanya satu istri dan sedikit anak,
- Ada keluangan waktu dan tenaga karena tidak bekerja keluar rumah atau karena keperluannya ditanggung donatur,
- Ada keluangan waktu dan tenaga karena tidak berdakwah ke pelosok-pelosok daerah,
- Ada keluangan waktu dan tenaga karena… karena… dan sebab-sebab lainnya.
Wahai para murid dan penuntut ilmu, ketauhilah hal yang paling terpenting:
- Apakah amalan seseorang diterima atau tidak oleh Allah Ta’ala?
- Mungkin bukunya rampung setelah meninggalnya para ustadz, karena muridnya ada yang berkhidmat kepada ilmu beliau karena kemudahan dari Allah Taala.
- Apakah bukunya diambil manfaatnya oleh kaum muslimin atau tidak? Mungkin ada ustadz mempunyai hanya satu buku kecil, tetapi Allah menjadikan buku tersebut berkah bagi kaum muslimin dan ustadz yang menulisnya.
- Mungkin ada anak ustadz atau murid ustadz ini yang kelak menulis buku untuk kaum muslimin.
Masih banyak hal-hal lain yang perlu difikirkan dibanding hanya membanding-bandingkan para asatidz, kalau seseorang mau berfikir jernih dan hatinya bersih.
Itu hanya contoh dalam penulisan buku, belum lagi hal-hal lain yang dianggap prestasi. Di dalam tulisan ini tidak ada niatan untuk menyinggung siapapun. Adapun nasihat untuk para murid dan para penuntut ilmu, teruslah fokus menuntut ilmu, jangan menjadi pengadu domba antar-ustadz, jangan sampai menjadi penyebab rusaknya hati para ustadz dengan membanding-bandingkan prestasi satu sama lain antar mereka.
Ditulis oleh
Ahmad Zainuddin al-Banjary
Pesantren Intan Ilmu Batola Kalsel, 11 Rabiulakhir 1443 H