Keluarga Muslim

Ketika Pujian Sebagai Tanda Orang Pintar atau Tidak

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr hafizhahullah berkata:

العاقل لا يلتفت إلى ثناء الناس عليه وإطرافهم له, فهو أدرى بظلم نفسه وتقصيرها وتفريطها منهم فلا يدع يقين ما عنده من معرفة بحال نفسه لظن الناس فيه

“Seorang yang pintar tidak menoleh kepada pujian orang-orang dan sanjungan yang berlebihan terhadap dirinya, ia lebih mengetahui terhadap kezhaliman dan kekurangan serta kelalaian  dirinya dibandingkan mereka, oleh karenanya janganlah ia meninggalkan keyakinan yang ia miliki tentang keadaan dirinya karena hanya sangkaan orang-orang terhadap dirinya.”  Lihat: http://al-badr.net/muqolat/2716

 

 

Hal di atas diambil dari perkataan shahabat nabi radhiyallahu ‘anhu:

 عَنْ عَدِيِّ بْنِ أَرْطَأَةَ قَالَ: كَانَ الرَّجُلُ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا زُكِّيَ قَالَ: ” اللَّهُمَّ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا يَقُولُونَ، وَاغْفِرْ لِي مَا لا يعلمون”

Artinya: “Adiy bin Arthah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ada seorang dari shahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam jika diberi pujian, beliau berkata:

” اللَّهُمَّ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا يَقُولُونَ، وَاغْفِرْ لِي مَا لا يعلمون”

Artinya: “Wahai Allah janganlah engkau tulis dosa atas apa yang mereka ucapkan tentang diriku dan ampunilah untukku apa yang mereka tidak ketauhi.” HR. Bukhari di dalam kitab Adab Al Mufrad dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah.

ditulis oleh Ahmad Zainuddin

Selasa, 7 Rajab 1435H

Banjarmasin Kalimantan Selatan Indonesia

Post Comment