بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ:
Saudaraku seiman…
Ketika membaca hadits:
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ نَبِىَّ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ ».
Artinya: “Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mencintai bertemu dengan Allah niscaya Allah mencintai bertemu dengan-Nya dan barangsiapa yang membenci bertemu dengan Allah niscaya Allah membenci bertemu dengannya.” HR. BUkhari dan Muslim.
Rasanya ingin, ingin, ingin sekali bertemu dengan Allah Ta’ala,
Terutama ketika membaca hadits:
فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: “Lalu dibukalah hijab, maka tidak ada sesuatu yang diberikan kepada mereka lebih mereka cintai dibandingkan dari melihat kepada Rabb mereka Azza wa Jalla.” HR. Muslim
Bertemu dengan Dzat yang tidak pernah kita lihat selama ini, TETAPI WAJIB kita sembah, kita agungkan, kita cintai, SUNGGUH PERTEMUAN YANG DI DAMBAKAN OLEH SETIAP MAKHLUK YANG MENYEMBAH-NYA KARENA KECINTAAN DAN PENGAGUNGAN TERHADAP-NYA. DAN karena barangsiapa yang menyukai bertemu dengan-Nya maka niscaya Allah mencintainya.
TETAPI…
Ketika melihat hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada seseorang yang bertanya tentang hari kiamat:
مَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟
Artinya: “Apa yangkamu telah siapkan (untuk bertemu dengan hari kiamat)?”. HR. Bukhari dan Muslim.
Rasanya ingin hidup terus…kalau perlu bertahun-tahun yang tiada batas UNTUK MENAMBAH BEKAL PAHALA,
KARENA belum ada bekal sama sekali untuk berhadapan dengan Allah, Rabbku, Khaliq (Pencipta)ku, Mudabbir (Pengatur)ku…
SAMA SEKALI TIDAK ADA… YANG ADA HANYA BEKAL DOSA…ASTAGHFIRULLAH!!
Begitu juga ketika melihat hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang mukmin manakah yang paling cerdas, beliau menjawab:
أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ
Artinya: “(Seorang mukmin yang paling cerdas adalah) yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapan untuk kehidupan setelahnya, mereka adalah orang yang cerdas.” HR. IBnu Majah.
Rasanya masih ingin hidup terus, karena persiapannya paling buruk, BAHKAN TIDAK ADA PERSIAPAN… MEMANG AKU ADALAH ORANG PALING BODOH…
Begitu juga ketika membaca ayat yang mulia:
{وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا } [الكهف: 49]
Artinya: “Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun.” QS. Al Kahfi: 49.
Rasanya masih ingin diberikan tambahan umur, karena buku catatan ini hanya penuh dengan jejak rekam maksiat dan dosa…YA Allah…ampun-Mu harapanku…
TERUTAMA JUGA, ketika membaca ayat dan hadits:
{ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [النحل: 32]
Artinya: “masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu amalkan”. QS. An Nahl:32.
{ يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ} [ق: 30]
Artinya: “(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab: “Masih adakah tambahan?”. QS. Qaaf: 30.
لاَ تَزَالُ جَهَنَّمُ تَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ.
Artinya: “Masih saja Neraka Jahannam berkata: “Masih adakah tambahan (untuk dimasukkan ke dalam neraka)?”. HR. Bukhari dan Muslim.
Rasanya masih ingin hidup di dunia, agar bisa beramal sehingga dengan rahmat Allah dapat masuk surga dan tidak termasuk dari setiap 1000 orang, 999 orang yang menjadi utusan dimasukkan ke dalam neraka. NA’UDZUBILLAH.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Artinya: “Wahai Allah, perbaikilah agamaku yang ia adalah penjaga perkaraku dan perbaikilah untukku duniaku yang di dalamnya kehidupanku dan perbaikilah akhiratku yang di dalamnya tempat kembaliku dan jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan untukku di dalam setiap kebaikan dan jadikanlah kematian ini sebagai istirahat untukku dari setiap keburukan.” HR. Muslim.
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Ahad, 18 Jumadats Tsaniyah 1434H., Dammam KSA.