بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:
Ramadhan Bulan Penuh berkah itu telah datang, kebaikannya selalu tetap ada dan terus menerus ada, kebaikannya sangat banyak dan terus bertambah!
Setiap muslim pasti sangat menginginkan untuk mendapatkan berkahnya Ramadhan.
Setiap muslim pasti sangat ingin mengamalkan apa saja yang diperintahkan di dalam bulan penuh berkah ini.
SETIAP MUSLIM BISA DIPASTIKAN TIDAK ADA SATUPUN YANG INGIN KECOLONGAN DI DALAM RAMADHAN BULAN PENUH BERKAH, TIDAK INGIN RAMADHAN BERLALU DAN IA BELUM DIAMPUNI ALLAH TA’ALA!
TETAPI…pada saat yang bersamaan ia sadar kalau kemampuannya sebagai manusia sangatlah lemah dan terbatas, padahal ia sangat ingin mendapatkan berkahnya Ramadhan dan kalau bisa 100%!!!
MAKA…disinilah dibutuhkan kecerdasan, kepintaran agar dengan kapasitas yang terbatas tetapi tetap mendapatkan berkahnya Ramadhan dan kalau bisa 100%!!!
Di bawah ini beberapa kiat agar “MENJADI MUSLIM CERDAS DI DALAM RAMADHAN BULAN PENUH BERKAH”
{mp3}MenjadiMukminyangCerdasRamadhan_1{/mp3}
1. Harus meyakini bahwa Ramadhan adalah Bulan penuh Berkah
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
« أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ ».
Artinya: “Telah datang kepada kalian Ramadhan bulan Penuh Berkah, Allah Azza wa Jalla telah mewajibkannya atas kalian berpuasa padanya.” HR. An Nasai
Jika meyakini bahwa Ramadhan bulan penuh berkah, maka ia akan berusaha semaksimal mungkin menggapai berkah tersebut dengan segala macam, keterbatan kemampuan yang ia miliki.
Dengan meyakini ini, maka ia akan mengagungkan bulan penuh berkah ini yang mengakibatkan ia akan berusaha sekuat tenaga menggapai kebaikan yang ada di dalamnya.
2. Harus meyakini bahwa Ramadhan hanya satu bulan (29 atau 30hari) saja!
Point ini penting karena, ketika seorang muslim meyakini bahwa Ramadhan hanya satu bulan, MAKA IA TIDAK AKAN MENYIA-NYIAKAN WAKTU YANG DAPAT MENGAKIBATKAN DIRINYA KEHABISAN WAKTU DAN AKHIRNYA TIDAK MENDAPATKAN AMPUNAN DALAM BULAN RAMADHAN, KARENA TIDAK MENGGUNAKAN DENGAN SEBAIK-BAIKNYA.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم صَعِدَ الْمِنْبَرَ ، فَقَالَ : آمِينَ ، آمِينَ ، آمِينَ ، فَقِيلَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، إِنَّكَ حِينَ صَعِدْتَ الْمِنْبَرَ قُلْتَ : آمِينَ ، آمِينَ ، آمِينَ ؟ قَالَ : إِنَّ جِبْرِيلَ آتَانِي فَقَالَ : مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغَفَرْ لَهُ فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ ، قُلْ آمِينَ فَقُلْتُ : آمِينَ .
Artinya: “Bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam naik ke atas mimbar, lalu beliau bersabda: “Amin, amin, amin”, lalu ada yang bertanya: “wahai Rasulullah, sesungguhnya ketika engkau naik ke atas mimbar engkau mengucapkan: “Amin, amin, amin (apa sebabnya)?”, beliau bersabda: “Sesungguhnya Jibril telah datang kepadaku, lali dia berkata: “Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan dan tidak diampuni dosanya maka kahirnya ia masuk ke dalam nerakan dan dijauhkan oleh Allah (dari surga), katakanlah amin (wahai Muhammad)”, maka akupun mengatakan “amin”. HR. Ibnu Khuzaimah.
Lihat di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seakan mengingatkan kita tentang waktu dari sabda beliau tadai “Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan.
Kalau sudah meyakini bahwa Ramadhan hanya satu bulan tidak lebih, maka;
- Cukupkanlah diri di dalam Ramadhan dari sikap yang tidak menentu, tidak menghasilkan apa-apa, baik keuntungan dunia apalagi akhirat.
Perhatikan, bagaimana generasi terbaik dari para shahabat nabi radhiyallahu ‘anhum sangat membenci sikap seperti ini:
عن عمر أنه قال: إني لأكره لأحدكم أن يكون خاليا سبهللا، لا في عمل دنيا ولا دين
Artinya: “Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sungguh sangat membenci kepada salah seorang dari kalian, jika ia bersikap sabalal (sikap tidak menentu dan tidak menghasilkan apa) tidak dalam perkara dunia dan tidak juga dalam perkara agama.” Lihat kitab Adhwa Al Bayan, pada tafsir surat Asy Syarh.
يقول ابن مسعود – رضي الله عنه -: “ما ندِمتُ على شيء ندَمِي على يومٍ غرَبَت شمسُهُ نقَصَ فيه عُمري ولم يَزِد فيه عمَلِي”.
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku tidak pernah benar-benar menyesal terhadap sebuah hari, yang di dalamnya mataharinya terbenam, umurku berkurang sedangkan tidak bertambah amalku di dalamnya.” Lihat kitab Qimat Al Waqt.
- Pergunakan waktu Ramadhan sebaik-baiknya, karena Ramadhan hanya sebulan dan tidak sepanjang tahun, perhatikan beberapa nash yang menerangkan ini:
وعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُهُ : اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Artinya: “Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ketika sedang menasehatinya: “Gunakan sebaik-baiknya lima perkara sebelum datang lima (yang lain); masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa kefakiranmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu dan kehidupanmu sebelum kematianmu.” HR. Al Hakim.
- Jangan menunda-nunda waktu beramal, karena kapan kita menunda maka PR beramal akan terus menumpuk sehingga memberatkan.
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Artinya: “Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: “Jika waktu sore maka janganlah kamu menunggu waktu sore,jika waktu pagi maka janganlah kamu tunggu sore, gunakanlah waktu sehatmu untuk waktu sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” HR. Al Bukhari.
Ada perkataan yang sangat menarik perhatian dan sangat perlu direnungkan, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
والوقت أعز شيء عليه يغار عليه أن ينقضي بدون ذلك فإذا فاته الوقت لا يمكنه استدراكه البتة لأن الوقت الثاني فقد استحق واجبه الخاص فإذا فاته وقت فلا سبيل له إلى تداركه
Artinya: “Waktu sesuatu yang paling berharga darinya yang dicemburui atasnya adalah ketika waktu itu hilang (tanpa digunakan dengan sebaik-baiknya), jika telah ketinggalan waktunya, maka tidak akan mungkin diambil kesempatan sama sekali, karena waktu yang kedua telah memiliki kewajibannya khusus baginya sendiri, jika hilang waktunya maka tidak akan mungkin untuk mendapatkannya (kembali).” Lihat kitab Madarij As Salikin (3/49).
- Luangkanlah waktu sebulan saja untuk lebih mendekat kepada Allah Ta’ala, setelah 11 bulan kita mungkin lebih menyibukkan diri dengan perkara dunia, ingat hanya sebulan dibandingkan 11 bulan!
Dan…coba perhatikan keistimewaan orang yang meluangkan waktunya untuk Ibadah kepada Allah Ta’ala.
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ ».
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang tekadnya dunia, maka niscaya Allah akan mecerai beraikan segala perkaranya dan menjadikan kemiskinan di hadapannya dan tidak datang dari perkara dunia kecuali apa yang telah dituliskan untuknya dan barangsiapa yang tujuannya adalh akhirat, maka niscaya Allah akan mengumpulkan untuknya usahanya dan menjadikan kekayaannya di dalam hatinya dan dunia akan menghampirinya dalam keadaan ia menolaknya.” HR. Ibnu Majah.
Terakhir…Ingat baik-baik!
- Jika diri ini tidak digunakan untuk berbut kebaikan maka ia akan berbuat keburukan, dan itu pasti!
Berkata Imam Asy Syafi’ie rahimahullah:
“نفسك إن لم تشغلها بالحق شغلتك بالباطل.
Artinya: “Dirimu jika kamu tidak sibukkan dengan kebaikan maka ia akn menyibukkanmu dengan kebatilan.” Lihat kitab Al Jawab Al Kafi
- Termasuk tanda Allah mencampakkan orang tersebut adalah membuatnya sibuk dengan sesuatu yang tidak bermanfaat untuknya!
Berkata Saif Al Yamani rahimahullah:
” إِنَّ مِنْ عَلَامَةِ إِعْرَاضِ اللَّهِ عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَشْغَلَهُ بِمَا لَا يَنْفَعُهُ “
Artinya: “Sesungguhnya termasuk dari tanda berpalingnya Allah dari hamba adalah dengan menyibukkan hamba tersebut dengan sesuatu yang tidak bermanfaat untuknya.”
- Jika malas datang, jangan bosan-bosa berdoa kepada Allah Yang memberi kekuatan!
أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ – رضى الله عنه – يَقُولُ كَانَ نَبِىُّ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ ، وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ »
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Senantiasa Nabi Allah Muhammad shallallahu ‘alaih wasallam berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ ، وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
(Allahumma Inni A’udzu bika Minal Ajzi wal kasali wal jubni wal harami, wa a’udzubika min ‘adzabil qabri wa a’udzubika min fitnatil mahya wal mamat)
Wahai Allah, sungguh aku berlindung dengan-Mu dari sifat lemah dan malas, sifat pengecut dan pikun, dan aku berlindung dengan-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dengan-Mu dari ujian kehidupan dan kematian.” HR. Bukhari.
Semoga bermanfaat. Bersambung insyaAllah bag.02…
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1433H, SEMOGA MENJADIKAN KITA LEBIH BERTAKWA DAN SELURUH AMAL IBADAH KITA DITERIMA OLEH ALLAH AZZA WA JALLA.
Ahmad Zainuddin
Sabtu, 24 Sya’ban 1433H, Dammam KSA