بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه اجمعين, أما بعد:
قلت: لم ولن توجد نعمة أنعمها الله عز وجل على عبده في الدنيا أعظم من حسن الخاتمة, فمهما بلغ الإنسان في قمته من الأموال و المنصب و الجاه بين الناس ولكن ليس هناك أعظم نعمة حصلها الإنسان إلا من حسن الخاتمة.
أيها القارئ المسلم, تعرف لماذا؟ لأن وراء حسن الخاتمة دخول جنة النعيم و العكس بالعكس .
لم توجد ماساة في الدنيا أعظم من سوء الخاتمة. لأن وراءه نار تلظى
Saya Berkata: “Tidak ada dan tidak akan pernah ada sebuah nikmat yang Allah pernah berikan atas seorang hamba-Nya di dunia lebih agung dibandingkan dengan HUSNUL KHATIMAH, maka sebesar apapun manusia sampai pada puncaknya berupa harta, jabatan, kedudukan di antara manusia, akan tetapi tidak ada sebuah nikmat yang lebih agung yang pernah dirasakan manusia selain HUSNUL KHATIMAH.
Dan kebalikannya adalah, tidak ada keburukan yang pernah ada di dunia, lebih buruk dibandingkan SU’UL KHATIMAH.
Kawanku pembaca seiman… Tahukah Anda kenapa itu?
KARENA DIBELAKANG HUSNUL KHATIMAH, MASUK KE DALAM SURGA YANG PENUH DENGAN KESENANGAN.
DAN KARENA DI BELAKANG SU’UL KHATIMAH, MASUK KE DALAM NERAKA YANG PENUH DENGAN SIKSA.”
Kawanku Pembaca Seiman…
Mari perhatikan ayat dan hadits berikut…
قال الله تعالى:
{ كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الْأَبْرَارِ لَفِي عِلِّيِّينَ (18) وَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَ (19) كِتَابٌ مَرْقُومٌ (20) يَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ (21) إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ (22) عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ (23) تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ (24) يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ (25) خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ (26) وَمِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيمٍ (27) عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ (28)} [المطففين: 18 – 28]
Artinya:
83:18. Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu (tersimpan) dalam ‘Illiyyin.
83:19. Tahukah kamu apakah ‘Illiyyin itu?
83:20. (Yaitu) kitab yang bertulis,
83:21. yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).
83:22. Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni’matan yang besar (surga),
83:23. mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
83:24. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan.
83:25. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya),
83:26. Khitamuhu Misk; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.
83:27. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim,
83:28. (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah. QS. Al Muthaffifin: 18:28.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
Ibrahim An Nakh’i dan Al Hasan Al Bashry rahimahumallah berkata:
{ خِتَامُهُ مِسْكٌ } أي: عاقبته مسك.
Artinya: “Khitumuhu Misk artinya adalah akhir yang baik, wangi.” Lihat kitab Tafsir Al Quran Azhim pada QS. Al Muthaffiffin ayat: 16.
Berkata As Sa’dy rahimahullah:
ذلك الشراب { خِتَامُهُ مِسْكٌ } يحتمل أن المراد مختوم عن أن يداخله شيء ينقص لذته، أو يفسد طعمه، وذلك الختام، الذي ختم به، مسك.
ويحتمل أن المراد أنه [الذي] يكون في آخر الإناء، الذي يشربون منه الرحيق حثالة، وهي المسك الأذفر، فهذا الكدر منه، الذي جرت العادة في الدنيا أنه يراق، يكون في الجنة بهذه المثابة، { وَفِي ذَلِكَ } النعيم المقيم، الذي لا يعلم حسنه ومقداره إلا الله، { فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ } أي: يتسابقوا في المبادرة إليه بالأعمال الموصلة إليه، فهذا أولى ما بذلت فيه نفائس الأنفاس، وأحرى ما تزاحمت للوصول إليه فحول الرجال.
Minuman itu “Khitamuhu Misk”, bias dimungkin maksudnya adalah tertutup dari kemasukan sesuattu yang mengurangi kelezatannya atau merusak rasanya dan demikianlah khitam yang ditutupi dengan misk.
Dan bias dimungkinkan bahwa khitamuhu misk adalah sesuatu yang paling akhir di dalam wadah”,
Kemudian beliau berkata: “Dan pada nikmat terus ada itu, yang tidak diketahui kebaikannya dan takarannya melainkan Allah, maka hendaknya orang berlomba-lomba, yaitu berlomba-lomba untuk bersegera mendapatkannya dengan amal-amalan yang menyampaikan kepadanya, tujuan inilah yang paling utama di dalamnya nafas dikeluarkan dan paling utama dicapai oleh para lelaki yang tangguh.”
DI BELAKANG HUSNUL KHATIMAH PASTI SURGA!!!
Dan di dalam hadits disebutkan:
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ( لقنوا موتاكم لا إله إلا الله فإنه من كان آخر كلمته لا إله إلا الله عند الموت دخل الجنة يوما من الدهر وإن أصابه قبل ذلك ما أصابه.
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Talkinlah seorang yang sekarat dari kalian dengan kalimat لا إله إلا الله karena sesungguhnya siapa yang terakhir perkataannya adalah لا إله إلا الله ketika meninggal, mak aniscaya masuk surge, apapun yang dia dapatkan sebelum itu.” HR. Ibnu HIbban dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 5150.
Dalam hadits yang lain:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ».
Artinya: “Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang terakhir perkataannya لا إله إلا الله maka nisacaya masuk surge.” HR. Abu Daud dan dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 5150.
SIAPA YANG BERAT TIMBANGANNYA MASUK SURGA DAN YANG RINGAN MASUK NERAKA.
Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى:
{ حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100) فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ (101) فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (102) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ (103) تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ (104) } [المؤمنون: 99 – 104]
Artinya:
23:99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),
23:100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan
23:101. Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.
23:102. Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.
23:103. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam.
23:104. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. QS Al Mukminun: 99-104.
DAN DI DALAM HADITS YANG PANJANG RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM MENYEBUTKAN BAHWA MEREKA YANG DIBERIKAN NIKMAT OLEH ALLAH TA’ALA DALAM KEADAAN BERMAKSIAT DI DUNIA, TIDAK AKAN MERASAKAN KECUALI SIKSA DI AKHIRAT, TIDAK ADA NIKMAT SECUILPUN!!!
Ketika Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
ادْعُ اللَّهَ فَلْيُوَسِّعْ عَلَى أُمَّتِكَ ، فَإِنَّ فَارِسَ وَالرُّومَ وُسِّعَ عَلَيْهِمْ وَأُعْطُوا الدُّنْيَا ، وَهُمْ لاَ يَعْبُدُونَ اللَّهَ
Artinya: “Berdoalah kepada Allah agar Dia melapangkan atas umatmu, sesungguhnya kaum Persia dan Romawi dilapangkan atas mereka dan diberikan kenikmatan dunia, padahal mereka tidak menyembah Allah”, mendengar ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang asalnya bersandar, beliau bangun dan bersabda kepada Umar radhiyallahu ‘anhu:
« أَوَفِى شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ أُولَئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا »
Artinya: “Apakah kamu dalam keraguan wahai Anak Al Khaththab, mereka itu (kaum Persia dan Romawi) adalaah orang-orang yang disegerakan kenikmatan mereka di dunia.” HR. Bukhari.
Berkata An Nawawi rahimahullah:
وقد يتأوله الآخرون بأن المراد أن حظ الكفار هو ما نالوه من نعيم الدنيا ولا حظ لهم في الآخرة والله أعلم
Artinya: “Dan sebagian (ulama) lain berpendapat, bahwa maksud dari bagian orang-orang kafir adalah apa yang mereka dapatkan dari kenikmatan dunia dan tidak ada bagian untuk mereka di akhirat, wallahu a’lam.” Lihat kitab Al Minhaj pada syarah hadits ini.
والكفار بعكس ذلك لأنهم تعجلوا طيباتهم في الحياة الدنيا وليس لهم في الآخرة إلا النار
Syeikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah berkata: “Dan orang-orang kafir kebalikan dari (orang-orang beriman) itu, karena mereka menyegerakan kenikmatan mereka di dalam kehidupan dunia dan mereka tidak memiliki di akhirat kecuali Neraka.” Lihat Syarah Sunan Abu Daud syeikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad, 19/33 (syamela).
Buat Apa Dapat Nikmat Sedikit, Tetapi di Akhirat Neraka!!!
{وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ} [الأحقاف: 20]
Artinya: ” Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik”. QS. Al Ahqaf:20.
{نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلَى عَذَابٍ غَلِيظٍ} [لقمان: 24]
Artinya: “Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.” QS. Lukman: 24.
هذه الرسالة كتبت بعد ما سمع الكاتب كلمة من صاحب السمو الملكي الأمير نايف بن عبد العزيز رحمه الله في أواخر عمره ووصيته الأخيرة : “دافعوا عن دينكم”.
فأرجو الله تعالى أن يجعل صاحب المقولة ممن نال حسن الخاتمة . الحكم بالظواهر والله يتولى السرائر. والله أعلم
tulisan ini terinspirasi setelah melihat video yang di dalamnya penulis mendengar perkataan dari Pangeran Nayif bin Abdul Aziz semoga Allah merahmati beliau: “Bela agama kalian”.
{youtube}bnwdej_Q-hU{/youtube}
Penulis berdoa kepada Allah Ta’ala semoga yang berkata seperti ini termasuk orang yang Mendapatkan HUSNUL KHATIMAH.
Hukum sesuai dengan keadaan lahir yang terihat dan Allah lebih mengetahui yang tersembunyi. Wallahu a’lam.
Ditulis oleh: Ahmad Zainuddin
Senin, 28 Rajab 1433H Dammam KSA.