Bismillah, walhamdulillah, amma ba’du,
Tulisan ini ditujukan untuk suami yang belum paham atau tidak mau paham bahwa istri bukan pembantu atau pekerja yang dia diupah dan karenanya harus taat selalu atas upah tersebut. Apapun kelakuan suami; berbuat zalim atau dosa atau tidak memperhatikan fisik terutama perasaan istri, maka itu semua bukan urusan istri, dengan dalih istri hanya wajib taat suami! Contoh:
- Suami tidak salat, bukan urusan istri!
- Suami tidak puasa Ramadan, bukan urusan istri!
- Suami selingkuh, bukan urusan istri!
- Suami main game sepanjang malam, setiap malam, bukan urusan istri!
- Suami tidak perhatian anak, bukan urusan istri!
- dst.
Na’am, kewajiban istri adalah untuk taat pada suaminya, tetapi istri pun berhak untuk digauli dengan cara yang baik bahkan harus dengan yang terbaik, karena istri berperan sebagai:
- Kawan hidup yang suami sudah berjanji dengan perjanjian yang kokoh untuk menggauli dengan baik saat melakukan akad ijab qabul,
- Muslimah,
- Manusia.
Kalau terhadap pembantu yang diupah saja, tidak boleh berbuat zalim, apalagi terhadap istri yang merupakan kawan hidup yang selalu sabar dengan kekurangan dan keburukan suami, disamping bersyukur dengan kebaikan suami.
Kawanku para suami, sebagaimana anda tidak rela ibu anda diperlakukan oleh bapak anda seperti pembantu dengan dalih istri harus taat, sebagaimana anda tidak rela anak perempuan digauli oleh suaminya seperti pembantu dengan dalih istri harus taat, maka jangan perlakukan istrimu seperti di atas, sesungguhnya istri adalah anak perempuan dari seorang lelaki. Allah berfirman:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut.” (QS. An-Nisa: 19)
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“…Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al-Baqarah: 228)
#ahmadzainuddinalbanjary
