Tafsir

Seberapa Dekat Anda dengan Al Quran Al Karim?!

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ:

Saudaraku seiman…

HARUS DIYAKINI BAHWA AL QURAN AL KARIM ADALAH PETUNJUK SEORANG MANUSIA UNTUK HIDUP DI DUNIA.

Coba perhatikan ayat-ayat yang mulia berikut:

{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ } [النحل: 89]                                            

Artinya: “…Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.QS. An Nahl:89

{الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2)} [البقرة: 1، 2]

Artinya: “Alif Laam Miim.” “Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” QS. Al Baqarah: 1-2.

{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ } [البقرة: 185]

Artinya: “ulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” QS. Al Baqarah: 185.

{ تِلْكَ آيَاتُ الْقُرْآنِ وَكِتَابٍ مُبِينٍ (1) هُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (2)} [النمل: 1، 2]

Artinya: “Ini adalah ayat-ayat Al Qur’an, dan (ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan.” “untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman,” QS. An Naml:1-2.

{ إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا} [الإسراء: 9]

Artinya: “Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” QS. Al Isra’: 9.

DENGAN MENGIKUTI AL QURAN AL KARIM DIJAMIN SESEORANG TIDAK AKAN TERSESAT DI DUNIA DAN SESNGSARA DI AKHIRAT.

{ قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى (123)} [طه: 123]

Artinya: “Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” QS. Thaha: 123.

Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma menafsiri ayat di atas:

عَن ابْن عَبَّاس قَالَ: أَجَارَ الله تَابع الْقُرْآن من أَن يضل فِي الدُّنْيَا أَو يشقى فِي الْآخِرَة ثمَّ قَرَأَ: {فَمن اتبع هُدَايَ فَلَا يضل وَلَا يشقى} قَالَ: لَا يضل فِي الدُّنْيَا وَلَا يشقى فِي الْآخِرَة

“Allah telah menjamin seorang yang mengikuti Al Quran tidak sesat di dalam dunia atau sengsara di akhirat”, kemudian beliau membaca: “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku maka ia tidak akan sesat dan sengsara”, beliau berkata berkata: “Tidak akan sesat di dunia dan tidak akan sengsara di akhirat.” Lihat kitab Ad Durr Al Mantsur Fi At Tafsir Bi Al Ma’tsur, 5/607 dan kitab tafsir Ibnu Katsir, 5/322.

 { مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى } [طه: 2]

Artinya: “Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” QS. Thaha: 2.

MENJAUHI AL QURAN DAN TIDAK BERIMAN KEPADANYA TERMASUK KEBIASAAN DOMINAN ORANG-ORANG KAFIR.

{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ نُؤْمِنَ بِهَذَا الْقُرْآنِ وَلَا بِالَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ} [سبأ: 31]

Artinya: “Dan orang-orang kafir berkata: “Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Qur’an ini dan tidak (pula) kepada Kitab yang sebelumnya”.” QS. Saba’: 31.

{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ} [فصلت: 26]

Artinya: “Dan orang-orang yang kafir berkata: Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).” QS. Fushshilat: 26.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

 أَيْ: تَوَاصَوْا فِيمَا بَيْنَهُمْ أَلَّا يُطِيعُوا لِلْقُرْآنِ، وَلَا يَنْقَادُوا لِأَوَامِرِهِ (1) ، {وَالْغَوْا فِيهِ} أَيْ: إِذَا تُلِيَ لَا تَسْمَعُوا لَهُ. كَمَا قَالَ مُجَاهِدٌ: {وَالْغَوْا فِيهِ} يَعْنِي: بِالْمُكَاءِ (2) وَالصَّفِيرِ وَالتَّخْلِيطِ فِي الْمَنْطِقِ عَلَى رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قَرَأَ الْقُرْآنَ قُرَيْشٌ تَفْعَلُهُ. وَقَالَ الضَّحَّاكُ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: {وَالْغَوْا فِيهِ} عِيبُوهُ (3) . وَقَالَ قَتَادَةُ: اجْحَدُوا بِهِ، وَأَنْكِرُوهُ وَعَادُوهُ.

“Maksudny adalah mereka saling berwasiat di antara mereka agar tidak mentaati Al Quran, dan tidak patuh terhadap perintah-perintahnya”, dan maksud “dan sibuklah di dalamnya“, adalah jika dibacakan (Al Quran) janganlah kalian mendengarnya”, sebagaimana Mujahid rahimahullah berkata: ““dan sibuklah di dalamnya” yaitu dengan siulan dan suitan serta mencampur dalam (perkataan) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika beliau membaca Al Quran, Kaum Quraisy mengerjakan hal tersebut. Dan berkata Adh Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma: “Dan sibuklah di dalamnya”, “celalah ia” dan Qatadah rahimahullah berkata: “Tolaklah ia, ingkarilah dan musuhilah.” Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir, 7/174.

Saudaraku Seiman…

Di bawah ini perkataan yang sangat bermanfaat dari Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah, beliau menerangkan berbagai macam bentuk perilaku meng “HAJR” (menjauhi) Al Quran:  

فَائِدَة : هجر الْقُرْآن أَنْوَاع

أَحدهَا هجر سَمَاعه وَالْإِيمَان بِهِ والإصغاء إِلَيْهِ

وَالثَّانِي هجر الْعَمَل بِهِ وَالْوُقُوف عِنْد حَلَاله وَحَرَامه وَإِن قَرَأَهُ وآمن بِهِ

وَالثَّالِث هجر تحكيمه والتحاكم إِلَيْهِ فِي أصُول الدّين وفروعه واعتقاد أَنه لَا يُفِيد الْيَقِين وَأَن أدلته لفظية لَا تحصّل الْعلم

وَالرَّابِع هجر تدبّره وتفهّمه وَمَعْرِفَة مَا أَرَادَ الْمُتَكَلّم بِهِ مِنْهُ

وَالْخَامِس هجر الِاسْتِشْفَاء والتداوي بِهِ فِي جَمِيع أمراض الْقلب وأدوائها فيطلب شِفَاء دائه من غَيره ويهجر التَّدَاوِي بِهِ

وكل هَذَا دَاخل فِي قَوْله {وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُوراً}

“Berbagai Macam Bentuk Sikap Menjauhi Al Quran Al Karim:

Pertama: Menjauhi mendengarkannya, beriman kepadanya dan menyimaknya

Kedua: Menjauhi mengamalkannya dan tidak berdiam pada halal dan haramnya, meskipun ia membaca dan mengimaninya

Ketiga: Menjauhi menjadikannya sebagai Hakim pemutus perkara dan (menjauhi) merujuk kepadanya di dalam pokok dan cabang agama serta keyakinan bahwa Al Quran tidak memberikan ilmu yakin dan dalil-dalilnya hanya sebuah ucapan tidak menghasilkan ilmu.

Keempat: Menjauhi mentadabburinya, memahaminya dan mengenal apa yang diinginkan Sang Pembicara dengan pembicaraannya

Kelima: Menjauhi berobat dengannya di dalam seluruh penyakit-penyakit hati, maka dicari obat penyembuh penyakitnya dari selainnya dan menjuahi berobat dengannya.

SELURUHNYA INI MASUK KE DALAM FIRMAN ALLAH TA’ALA:

{وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُوراً}

Artinya: “Berkatalah Rasul: “Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan”. QS. Al Furqan: 30. lihat kitab Al Fawaid, hal: 82.

Saudaraku seiman…

Pertanyaannya adalah “Seberapa Dekat Anda dengan Al Quran Al Karim?”, hanya Anda yang dapat menjawabnya.

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin

Senin, 3 Dzul Qa’dah 1434H, Dammam Arab Saudi.

Post Comment