Pertama, Mendengar penjelasan dari Ahlinya
{فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [النحل: 43]
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” QS. An Nahl: 43.
Kedua, meyakini hanya Allah Ta’ala yang mengatur rezeki bukan BBM
{اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ } [الشورى: 19]
Artinya: “Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; ia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan ialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” QS. Asyu Syura: 19.
Berkata Ibnu jarir Ath Thabary rahimahullah:
يقول تعالى ذكره: الله ذو لطف بعباده، يرزق من يشاء فيوسع عليه ويقتر على من يشاء منهم.
Allah Ta’ala berfirman maksudnya: “Allah yang mempunyai kelembutan terhadap hamba-hamaba-Nya, Dia Yang memberi rezeki kepada siapa yang dikenedaki-Nya, Dia meluaskan atau membatasi atas siapa dikehendaki-Nya dari mereka.” Lihat kitab Tafsir Ibnu Jarir.
{وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ} [هود: 6]
Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Al Lauh Al Mahfuz).” QS. Hud: 6.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
أخبر تعالى أنه متكفل بأرزاق المخلوقات، من سائر دواب الأرض، صغيرها وكبيرها، بحريها، وبريها، وأنه {يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا} أي: يعلم أين مُنتهى سيرها في الأرض، وأين تأوي إليه من وكرها، وهو مستودعها.
Artinya: “Allah ta’ala memberitahukan bahwa Dia menjamin rezeki seluruh makhluk dari seluruh makhuk melata bumi, besar dan kecilnya, darat dan lautannya dan Dia “mengetahui mustaqarrnya dan mustauda’nya maksudnya yaitu Dia mengetahui dimanakah tempat akhir perjalanannya di bumi dan di mana disimpannya yaitu dimaksud dengan mustauda’aha.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhum berkata:
{وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا} أي: حيث تأوي، {وَمُسْتَوْدَعَهَا} حيث تموت.
“Mustaqarraha maksudnya yaitu: di mana tempat diamnya, Mustauda’aha maksudnya yaitu: di mana tempat matinya.”
Mujahid rahimahullah berkata:
{مُسْتَقَرَّهَا} في الرحم، {وَمُسْتَوْدَعَهَا} في الصلب، كالتي في الأنعام
“Mustaqarraha maksudnya yaitu: di dalam rahim, Mustauda’aha maksudnya yaitu: di dalam tulang sulbi, seperti pada hewan-hewan.” Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir.
Ketiga, Bersabar jika mendapat musibah, karena dengannya hidup selalu baik dan nyaman serta tenang.
عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ»
Artinya: “Shuhaib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Sungguh luar biasa perkara seorang mukmin, sesungguhnya perkaranya seluruhnya baik dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh seorangpun melainkan seorang yang beriman, jika ia mendapatkan kebaikan maka ia bersyukur, inilah yang lebih baik baginya dan jika ia mendapatkan keburukan maka ia bersabar, inilah yang lebih baik baginya.” HR. Muslim.
Keempat, Memperbanyak istighfar dan taubat karena dengannya Allah Ta’ala akan mengucur dan meluaskan rezeki
{ فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا(10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12) مَا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا (13)} [نوح: 10 – 13]}
Artinya: “Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” “Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.” “Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” QS. Nuh: 10-12.
أي: إذا تبتم إلى الله واستغفرتموه وأطعتموه، كثر الرزق عليكم، وأسقاكم من بركات السماء، وأنبت لكم من بركات الأرض، وأنبت لكم الزرع، وَأَدَرَّ لكم الضرع، وأمدكم بأموال وبنين، أي: أعطاكم الأموال والأولاد، وجعل لكم جنات فيها أنواع الثمار، وخللها بالأنهار الجارية بينها.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah: “Jika kalian bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya serta mentaati-Nya, maka niscaya Dia (Allah) memperbanyak rezeki kalian dan Dia akan menurunkan kepada kalian berkah-berkah dari langit, dan Dia akan menumbuhkan bagi kalian dari berkah-berkah bumi, menyuburkan bagi kalian tanaman, memperbanyak susu bagi kalian pada peternakan dan memberi pertolongan kepada kalian dengan harta dan anak, maksudnya yaitu memberikan kepada kalian harta dan anak serta menjadikan bagi kalian kebun-kebun yang di dalamnya penuh dengan bermacam buah-buahan dan Dia akan memisahkan dengan sungai-sungai yang mengalir diantaranya.”
Berkata Asy Syirbini rahimahullah:
وعن الحسن أن رجلاً شكا إليه الجدب ، فقال : استغفر الله ، وشكا إليه آخر الفقر ، وآخر قلة النسل ، وآخر قلة ريع أرضه ، فأمرهم كلهم بالاستغفار ، فقال له الربيع بن صبيح : أتاك رجال يشكون أبواباً ويسألون أنواعاً ، فأمرتهم كلهم بالاستغفار ، فتلا الآية. وقال القشيري : من وقعت له حاجة إلى الله تعالى فلن يصل إلى مراده إلا بتقديم الاستغفار.
Artinya: “Diriwayatkan tentang Al Hasan Al Bashry rahimahullah, bahwa ada seseorang yang mengadu kepadanya kemarau, beliau menjawab: “Beristighfarlah kepada Allah”, ada yang lain mengadu kefakiran, yang lain mengadu susah mendapat keturunan, yang lain mengadu keringnya tananhnya, maka beliau memerintahkan seluruhnya untuk istighfar, berkata Ar Rabi’ bin Shubaih: beberapa orang telah mendatangimu mengadukan beberapa dan meminta bermacam-macam, lalu engkau perintahkan seluruhnya dengan istighfar?” Beliau kemudian menjawab dengan membaca ayat (yang di atas tadi). ”Berkata Al Qusyairy rahimahullah: “Barangsiapa yang mempunyai hajat keperluan kepada Allah maka tidak akan pernah sampai kepada keinginannya melainkan dengan mendahulukan istighfar
Kelima, Bertakwa kepada Allah dan tingkat takwa yang paling tinggi adalah menyembah hanya kepada Allah dan tidak berbuat syirik
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ} [الطلاق: 2، 3]
Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” QS. Ath Thalaq: 2-3.
{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ } [النور: 55]
Artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” QS. An Nur: 55.
DARI SEKIAN BANYAK SIKAP, MAKA DEMONSTRASI DAN UNJUK RASA BUKAN SIKAP YANG DIAJARKAN ISLAM, KARENA DI DALAMNYA TIDAK LAIN HANYA MENDATANGKAN:- PENGRUSAKAN FASILITAS DAN LAIN_LAIN- KETIDAKSTABILAN KEAMANAN, JALAN DAN LAIN-LAIN- KEKACAUAN TRANSPORTASI DAN LAIN-LAIN- PENCACIAN DAN PENRENDAHAN PEMIMPIN- BERJATUHAN KORBAN, BAIK DARI PENDEMO ATAU KEAMANAN, BAHKAN TIDAK SEDIKIT KORBAN DARI YANG TIDAK IKUT ANDIL INI ATAU ITU.
Silahkan cari keburukan dan bahaya yang ditimbulkan…
Jika ingin Menasehati Penguasa, maka hanya pada Islam solusi terbaik:
مسند أحمد – مكنز (32/ 265، بترقيم الشاملة آليا)عن عِيَاض بْن غَنْمٍ قال: رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ «مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ فَلاَ يُبْدِ لَهُ عَلاَنِيَةً وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوَ بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ وَإِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ لَهُ»
Artinya: “ ‘Iyadh bin Ganm radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Barangsiapa yang ingin menasehati penguasa dengan sebuah perkara maka janganlah ia perlihatkan dengan terang-terangan, kan tetapi ambillah tangannya dan berdua-dua dengannya, jika diterima darinya maka itu yang diharapkan dan jika tidak maka sungguh ia telah menunaikan apa yang menjadi kewajibannya.” HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam Zhilalul Quran.
Wallahu a’lam
*) Ditulis oleh Ahmad ZainuddinJumat 8 Jumadal Ula 1433H, Lombok