Hadits

Puasa ‘Asyura dan Tahu Diri

  بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك علة نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:

Dikatakan pintar, jika seorang tahu diri dan kepintaran ini yang akan mendatangkan rahmat dari Allah untuknya.

عَنْ عُمَر بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ : رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً عَرَفَ قَدْرَ نَفْسِهِ

Artinya: “Umar bin Abdul Aziz berkata: “Allah merahmati seorang yang tahu kadar dirinya.” Lihat tAfsir Al Qurthuby dalam Surat An Nahl ayat 14, kitab Madarij As Salikin, 2/331 dan kitab Al Mustathraf, 2/62.
Saya, Anda dan kita semua harus tahu diri, kalau banyak dosa dan kesalahan kepada Allah dan makhluk-makhluk-Nya

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- : « كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ ».

Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhub berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap keturunan Adam adalah orang-orang yang selalu melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang-orang yang selalu melakukan kesalahan adalah orang-orang yang selalu bertaubat.” HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 4515.
Sekarang ada kesempatan menghapuskan dosa dan kesalahan tersebut, maka jangan lewatkan ia tanpa digunakan!
Puasa ‘Asyura menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ. (رواه مسلم :1976)

Artinya: “Berpuasa pada hari ‘Asyura-‘ aku berharap kepada Allah agar menghapuskan (dosa) tahun yang sebelumnya”. HR. Muslim, no. 1976

oleh sebab inilah beliau sangat bersemangat melakukan puasa ini:

 عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ .

Artinya: “Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Tidak pernah Aku melihat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam begitu bersemangat puasa pada suatu hari, ia utamakan dari yang lainnya, kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura-‘ dan bulan ini, yakni bulan Ramadhan”. HR. Bukhari, no. 1867. 

Yang dihapuskan adalah dosa kecil

An Nawawi rahimahullah berkata:

“يُكَفِّرُ كُلَّ الذُّنُوبِ الصَّغَائِرِ، وَتَقْدِيرُهُ يَغْفِرُ ذُنُوبَهُ كُلَّهَا إلا الْكَبَائِرَ

“Menghapuskan dosa-dosa kecil, dan taqdirnya adalah menghapuskan dosa-dosa sipelakunya seluruhnya kecuali dosa-dosa besar”. 

beliau rahimahullah berkata juga:

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ، وَيَوْمُ عَاشُورَاءَ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَإِذَا وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ… كُلَّ وَاحِدٍ مِنْ هَذِهِ الْمَذْكُورَاتِ صَالِحٌ لِلتَّكْفِيرِ، فَإِنْ وَجَدَ مَا يُكَفِّرُهُ مِنْ الصَّغَائِرِ كَفَّرَهُ، وَإِنْ لَمْ يُصَادِفْ صَغِيرَةً وَلا كَبِيرَةً كُتِبَتْ بِهِ حَسَنَاتٌ، وَرُفِعَتْ لَهُ بِهِ دَرَجَاتٌ وَإِنْ صَادَفَ كَبِيرَةً أَوْ كَبَائِرَ وَلَمْ يُصَادِفْ صَغَائِرَ، رَجَوْنَا أَنْ تُخَفِّفَ مِنْ الْكَبَائِرِ”.

“Puasa hari Arafah sebagai penghapus dosa dua tahun dan puasa ‘Asyura-‘ sebagai penghapus dosa satu tahun dan apabila pengucapan “amin” nya bertepatan dengan para malaikat maka akan diampunkan baginya dosa-dosanya yang telah… tiap dari perkara yang disebutkan ini bisa digunakan untuk penghapus dosa, apabila ia mendapatkan sesuatu yang bisa ia hapuskan dari dosa-dosa kecil maka ia menghapusnya dan apabila tidak mendapatkan dosa-dosa kecil atau besar maka dituliskan dengan sebabnya berupa kebaikan-kebaikan, dan diangkat untuknya beberapa derajat dengan sebab itu. Dan apabila ia mendapatkan satu dosa besar atau beberapa dosa besar dan tidak mendapatkan dosa-dosa kecil maka kita harapkan ia bisa meringankan dosa besar.” Lihat kitab Al Majmu’ Syarah Muhadzdzab, juz: 6, puasa hari Arafah.

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

“وَتَكْفِيرُ الطَّهَارَةِ، وَالصَّلَاةِ، وَصِيَامِ رَمَضَانَ، وَعَرَفَةَ، وَعَاشُورَاءَ لِلصَّغَائِرِ فَقَطْ”

“Dan penghapusan dosa (dari pahala) bersuci, shalat, berpuasa bulan Ramadhan, puasa hari Arafah dan hari ‘Asyua-‘ hanya untuk dosa-dosa kecil saja.” Lihat kitab Al Fatawa Al Kubra, juz: 5.

Dan sebagai penyelisihan terhadap orang kafir serta memaksimalkan puasa di bulan Al Muharram, maka dianjurkan juga berpuasa sehari sebelum hari ‘Asyura, yaitu Tasu’a (9 Muharram)

 عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قال: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. (رواه مسلم:1916 )

Artinya: “Abdullah Bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, beliau berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura-‘ dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa pada hari itu, mereka berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini adalah hari yang diagungkan orang-orang Yahudi dan Nashrani?”, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila datang tahun depan, jika Allah menghendaki, maka kita akan berpuasa pada hari kesembilan”, beliau (Abdullah Bin Abbas) radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Dan tidaklah datang tahun depan hingga datangnya wafat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”. HR. Muslim, no. 1916.

Dalam riwayat yang lain:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَئِنْ عِشْتُ – قَالَ رَوْحٌ لَئِنْ سَلِمْتُ – إِلَى قَابِلٍ لأَصُومَنَّ التَّاسِعَ ». يَعْنِى عَاشُورَاءَ.

Artinya Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh jika aku masih hidup –berkata perawi rauh: jika aku selamat- hingga tahun depan, maka aku akan benar-benar berpuasa pada hari kesembilan”, yaitu (bersama) ‘Asyura. HR. Ahmad 

Imam Syafi’ie rahimahullah, para shahabatnya, Imam Ahmad dan Ishaq rahimahumallah serta yang lainnya berkata:

“يستحب صوم التاسع والعاشر جميعاً; لأن النبي صلى الله عليه وسلم صام العاشر، ونوى صيام التاسع”.

“Dianjurkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh kedua-duanya, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari kesepuluh dan telah berniat berpuasa pada hari kesembilan. Semoga kita lebih tahu diri dan semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin

Kamis, 8 Muharram 1434H, Dammam Arab Saudi

Post Comment