بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:
Hati-hati!!!
Jangan sampai menipu (mengoplos), karena Anda akan menuai sengsara baik di dunia ataupun akhirat. Perhatikan bagaimana sengsara yang dituai akibat menipu dan mengoplos dalam bentuk apapun;
Masuk ke dalam Neraka
Imam Bukhari rahimahullah berkata: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«الْخَدِيعَةُ فِى النَّارِ، وَمَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهْوَ رَدٌّ»
Artinya: “(Pelaku) tipuan di dalam neraka, barangsiapa yang beramal tidak ada contohnya dari perkara kami maka amalannya tertolak.” HR. Bukhari.
الجامع الصغير وزيادته (ص: 1168)
عن قيس بن سعد رضي الله عنه. قال رسول الله صلى الله وسلم: المَكْرُ وَ الْخَدِيْعَةُ فِي النَّارِ
Artinya: “Qais bin Saad radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Makar dan tipuan di dalam Neraka.” HR. Al Baihaqy dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6725.
Bukan dari golongan Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ. أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلاً فَقَالَ « مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ» قَالَ أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ «أَفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَىْ يَرَاهُ النَّاسُ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّى»
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallampernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangan beliau ke dalamnya dan jari jemarinya mendapati basah, maka beliau bersabda: “Wahai pemilik makanan, apa ini?” pemilik makanan menjawab: “Terkena hujan wahai Rasulullah,” beliau menjawab: “Kenapa tidak kamu letakkan di atas makanan agar dilihat orang-orang, barangsiapa yang menipu maka bukan dariku.”HR. Muslim
Berkata Al Munawi rahimahullah:
أي ليس على منهاجي وطريقتي أو ليس بمتصل بي
“Bukan di atas metodeku, jalanku atau tidak ada hubungan denganku.” Lihat kitab At Taisir bi Syarh Al Jami’ Ash Shagir.
Berkata Al Mubarakfury rahimahullah:
وكان سفيان بن عيينة يكره تفسير مثل هذا أو يقول بئس مثل القول بل يمسك عن تأويله ليكون أوقع في النفوس وأبلغ في الزجر انتهى . وهو يدل على تحريم الغش وهو مجمع عليه.
Artinya: “Sufyan bin Uyainah senantiasa membenci menafsirkan seperti (hadits-hadits seperti) ini atau beliau berkata: “Sangat buruk perkataan seperti ini, bahkan semestinya dia menahan ta’wilnya agar lebih menegan di dalam diri dan lebih dalam sebagai pemberi peringatan.” Lihat kitab Tuhfat Al Ahwadzi.
Menipu dan mengoplos adalah sebuah perbuatan lalim dan kelaliman diancam dengan kegelapan pada hari kiamat.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ – رضى الله عنهما – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ «الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ».
Artinya: “Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kelaliman (akan berakibat) kegelapan pada hari kiamat.” HR. Bukhari.
Berkata An Nawawi rahimahullah:
قال القاضي قيل هو على ظاهره فيكون ظلمات على صاحبه لا يهتدي يوم القيامة سبيلا حتى يسعى نور المؤمنين بين أيديهم وبأيمانهم ويحتمل أن الظلمات هنا الشدائد وبه فسروا قوله تعالى قل من ينجيكم من ظلمات البر والبحر أي شدائدهما ويحتمل أنها عبارة عن الأنكال والعقوبات.
Artinya: “Al Qadhi berkata: “Dikatakan hadits ini sesuai dengan bentuk lahirnya, maka kegelapan bagi pelaku kelaliman, tidak bisa mendapat jalan pada hari kiamat sampai dia berusaha menggapai cahaya kaum beriman di depan mereka dan dan samping kanan mereka, bisa juga maksudnya adalah bahwa kegelapan disini adalah kesempitan-kesempitan, dan dengan inilah mereka menafsirkan firman Allah Ta’ala; “قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ }] Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, maksudnya benca-bencana, dan mungkin dimaksudkan dengan kegelapan adalah cobaan dan hukuman-hukuman.” Lihat kitab Syarah Shahih Muslim.
Menipu dan mengoplos serta semisalnya adalah dusta dan berdusta akan mendapatkan wail
{ وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ} [المرسلات: 15]
Artinya: “Wail pada hari itu bagi orang-orang berdusta.” QS. Al Mursalat: 15.
Berkata Az Zajjaj:
هي كلمة تقال للعذاب والهلكة
“Wail adaah sebuah kata yang disebutkan untuk siksa dan kehancuran.” Lihat kitab Tafsir Al Qurthubi.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
والويل: الهلاك والدمار، وهي كلمة مشهورة في اللغة. وقال سفيان الثوري، عن زياد بن فياض: سمعت أبا عياض يقول: ويل: صديد في أصل جهنم. وقال عطاء بن يسار. الويل: واد في جهنم لو سيرت فيه الجبال لماعت.
Artinya: “Wail adalah kehancuran dan kebinasaan dan ia adalah kalimat yang dikenal dalam bahasa Arab, Sufyan Ats Tsaury berkata, meriwayatkan dari Ziyad bin Fayyadh: “Aku telah mendengar Abu Fayyad berkata: “Wail adalah nanah di dasar neraka Jahannam.” Berkata Atha bin Yasar: “Wail adalah lembah di dalam neraka Jahannam, jika dijalankan gunung-gunung di dalamnya maka nisacay akan meleleh.” Lihat kitab Tafirs Al Quran Al Azhim.
Yang menipu dan mengoplos telah menyelisihi perkara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallamdan penyelisihan terhada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diancam sengsara di dunia dan akhirat.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ – رضى الله عنهما – أَنَّ رَجُلاً ذَكَرَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ يُخْدَعُ فِى الْبُيُوعِ ، فَقَالَ «إِذَا بَايَعْتَ فَقُلْ لاَ خِلاَبَةَ»
Artinya: “Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa ada seorang lelaki menyebutkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam bahwa dia ditipu di dalam jual beli, beliau bersabda: “Jika engkau membeli maka katakana tidak ada penipuan.” HR. Bukhari.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- «جُعِلَ رِزْقِى تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِى، وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِى»
Artinya: “Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Rezekiku dijadikan di bawah naungan tombakku dan kehinaan dan kedinaan dijadikan atas siapa yang menyelisihi perkaraku.” HR. Bukhari dan Ahmad.
Allah Ta’ala berfirman:
{ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]
Artinya: “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” QS. An Nuur: 63.
Semoga setelah ini yang sudah menipu dan mengoplos serta semisalnya bertaubat dan yang akan memulai tidak jadi melakukannya.
*) Ditulis oleh Ahmad Zainuddin, 10 Rabi’ul Awwal 1433H Dammam KSA.