بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ:
Saudaraku seiman…
Tujuan pensyari’atan puasa adalah menjadi orang bertakwa:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ}
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. QS. Al Baqarah: 183
Berkata Al ‘Allamah Abdurrahman bin Nashir As Sa’dy rahimahullah:
فإن الصيام من أكبر أسباب التقوى، لأن فيه امتثال أمر الله واجتناب نهيه.
Artinya: “Sesungguhnya puasa merupakan dari sebab terbesar ketakwaan, karena di dalamnya terdapat mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya”. Lihat kitabTaisir Al Karim ArRahman.
Dan pengertianTakwa adalah:
قَالَ طَلْقُ بْنُ حَبِيبٍ رحمه الله: «العَمَلُ بِطَاعَةِ اللهِ، عَلَى نُورٍ مِنَ اللهِ، رَجَاءَ ثَوَابِ اللهِ، وَتَرْكِ مَعَاصِي اللهِ عَلَى نُورٍ مِنَ اللهِ، مَخَافَةَ عَذَابِ اللهِ».
Artinya: “Berkata Talq bin Habib (tabi’ie wafat setelah tahun 90H) rahimahullah: “Mengerjakan ketaatan kepada Allah dengan cahaya (petunjuk dari Allah) berharap pahala Allah dan meninggalkan maksiat yang dilarang Allah dengan petunjuk dari Allah karena takut siksa Allah”.
Aneh…Berpuasa koq masih maksiat:
– Berpuasa koq masih berbuat syirik; menyamakan selain Allah dengan Allah Ta’ala di dalam perkara khusus milik Allah Ta’ala.
– Berpuasa koq masih percaya dukun, para normal, peramal dan yang semisalnya…
– Berpuasa koq masih percaya jimat, sesajen danbenda-benda dianggap berkeramat…
– Berpuasa koq masih percaya kuburan mendatangkan berkah.
– Berpuasa koq masih berdoa, meminta perlindungan, keselamatan, rejeki dan seluruh yang dimiliki hanya oleh Allah Ta’ala semata, kepada manusia atau jin, siapapun manusia atau jinnnya.
– Berpuasa koq masih beribadah yang tidak pernah dicontohkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
– Berpuasa koq masih maksiat.
– Berpuasa koq masih tidak shalat lima waktu, atau sengaja terlambat atau sengaja tidak shalat di masjid bagi laki-laki yang diwajibkan.
– Berpuasa koq masih tidak mau bayar zakat.
– Berpuasa koq masih tidak mau pergi haji padahal mampu.
– Berpuasa koq masih mencuri, menipu, berkhianat, menjambret, merampok, membunuh, berkelahi, tawuran dan yang semisalnya.
– Berpuasa koq masih mengghibah orang, mengadu domba, berkata dusta, bersumpah palsu dan semua dosa yang dihasilkan oleh mulut dan lisan.
– Berpuasa koq masih melihat film porno, melihat wanita tidak menutup aurat yang sesuai syari’at Islam.
– Berpuasa koq masih berzina, durhaka kepada kedua orangtua, makan harta riba, minum khamr, memutuskan tali silaturrahim.
– Berpuasa koq masih riya’, iri, dengki, merasa paling hebat, sombong, selalu ingin dipuji.
Para pembaca yang budiman…
Bagi siapa saja yang memperhatikan tujuan dari pensyari’atan puasa, maka dia akan benar-benar memahami bahwa puasa bukan hanya sekedar menyiksa diri secara lahir seperti; tidak makan dan minum atau yang semakna dengannya, ,atau menyiksa diri secara batin seperti; tidak boleh melakukan hubungan badan selama berpuasa, tetapi puasa lebih kepada pelatihan jiwa sehingga menjadi jiwa yang bersih dari akhlak dan perbuatan yang buruk. Sehingga keluar dari bulan Ramadhan menjadi seorang hamba Allah yang Bertakwa.
Dan Jangan lupa…
Manusia termulia diantara kita di sisi Allah adalah yang paling bertakwa dari kita.
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ } [الحجرات: 13]
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia dari kalian disisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kalian”. QS. Al Hujurat: 13.
Ditulis oleh: Ahmad Zainuddin
Rabu, 28 Sya’ban 1432H