Menenangkan Hati dengan Al Quran, Akhirnya Masuk Islam
Aqidah

Menenangkan Hati dengan Al Quran, Akhirnya Masuk Islam

 بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:

Alhamdulillah, Alhamdulillah walhamdulillahilladzi anqadzahu minannar
Jumat malam ini, 13 Rabiul Awwal 1434, 21.15 Waktu Arab Saudi, Di kantor, saya kedatangan seorang lelaki bernama Mervin Baltazar Lugtu, warga Negara Filipina

Saya tanya (dengan bahasa Inggris seadanya): “Ada yang bisa saya bantu?”, ia menjawab: “Saya bekerja disini semenjak 12 tahun yang lalu, selama itu setiap kali saya lelah, kesal dan resah dengan masalah-masalah yang saya hadapi, di kamar saya membaca Al Quran yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Tagalog, setelah itu pula, timbul ketenangan dan kenyamanan di dalam hati saya, semakin saya baca semakin saya tenang” (beliau bercerita ini dalam keadaan menangis terharu, lalu beliau kembali bercerita), “Saya benar-benar rasakan Al Quran ini adalah Firman Rabb, saya yakin betul akan hal itu” (kembali beliau menangis terharu, akhirnya beliau berkata:), “Saya ingin masuk Islam”.
Alhamdulillah setelah dipanggil Ustadz berbahasa Filipina di kantor Islamic dan dijelaskan tentang Islam, akhirnya Seorang Mervin berganti nama menjadi Muhammad, tentunya setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. (silahkan lihat videonya)
Walhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush shalihat (Segala puji hanya untuk Allah Yang telah menyempurnakan kebaikan-kebaikan).
Pelajaran, semoga bermanfaat:
1.    Al Quran Al Karim lah yang akan menenangkan hati dengan ketenangan hakiki, bukan musik dan nyayian

{ وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ قُلْ إِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ (27) الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (28)} [الرعد: 27، 28]

Artinya: “Orang-orang kafir berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertobat kepada Nya”. “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.  Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” QS. Ar Ra’du: 27-28.
Asy Syaukany rahimahullah berkata:

أي : تسكن وتستأنس بذكر الله سبحانه بألسنتهم ، كتلاوة القرآن ، والتسبيح ، والتحميد ، والتكبير ، والتوحيد ، أو بسماع ذلك من غيرهم ، وقد سمي سبحانه القرآن ذكراً قال : { وهذا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أنزلناه } [ الأنبياء : 50 ] ، وقال : { إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذكر } [ الحجر : 9 ]

Maksud وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ adalah: hati-hati akan tenang dan nyaman dengan dzikir kepada Allah Subhanah dengan lisan-lisan mereka, seperti membaca Al Quran, mengucapkan subhanallah, Alhamdulillah, allahu akbar, laa ilaaha Illallah atau dengan mendengarkan hal itu dari orang lain, dan Allah Ta’ala telah menamakan Al Quran sebagai dzikir, Allah berfirman:

{ وهذا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أنزلناه }  

Artinya: “Dan Adz Dzikr (Al Qur’an) ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan.” QS. Al Anbiya’: 50.

{ إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذكر }

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz Dzikr (Al Qur’an), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” QS. Al Hijr: 9.
Berkata As Sa’di rahimahullah:

إن المراد بذكر الله كتابه الذي أنزله ذكرى للمؤمنين، فعلى هذا معنى طمأنينة القلوب بذكر الله: أنها حين تعرف معاني القرآن وأحكامه تطمئن لها، فإنها تدل على الحق المبين المؤيد بالأدلة والبراهين، وبذلك تطمئن القلوب، فإنها لا تطمئن القلوب إلا باليقين والعلم، وذلك في كتاب الله، مضمون على أتم الوجوه وأكملها، وأما ما سواه من الكتب التي لا ترجع إليه فلا تطمئن بها، بل لا تزال قلقة من تعارض الأدلة وتضاد الأحكام.

“Dikatakan pula pendapat: “Sesungguhnya maksud dari Dzikir kepada Allah adalah kitab-Nya yang telah diturunkan oleh-Nya sebagai peringatan untuk kaum beriman, jadi berdasarkan hal ini, makna “ketenangan hati dengan berdzikir kepada Allah” adalah; ketika diketahui makna-makna Al Quran dan hukum-hukumnya, niscaya hati akan tenang, karena hati tersebut ditunjukkan kepada kebenaran yang nyata yang dikuatkan dengan dalil-dalil dan keterangan yang jelas, maka dengan demikian hati menjadi tenang, karena sesungguhnya hati tidak akan tenang kecuali dengan keyakinan dan ilmu, dan yang demikian itu disebutkan di dalam kitab Allah (Al Quran), ada dalam sisi yang paling sempurna dan lengkap. Adapun kitab lainnya yang dirujuk kepadanya, maka tidak menenangkan hati dengannya, bahkan masih saja hati resah disebabkan karena dalil-dalil dan hukum-hukum yang saling bertentangan.” Lihat kitab Taisir Al Karim Ar Rahman, pada ayat di atas.
2.    Ironi sekali, ketika seorang muslim tidak pernah atau jarang sekali membaca Al Quran Al Karim, bahkan mungkin tidak memiliki mushaf, padahal disanalah petunjuk dan dijamin tidak pernah sesat.

{فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى} [طه: 123]

Artinya: “lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.”
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma menafsirkan ayat diatas:

لا يضل في الدنيا، ولا يشقى في الآخرة.

“Tidak akan sesat di dunia dan tidak sengsara di akhirat.” Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim, karya Ibnu Katsir pada ayat ini.
3.    Menjauhi, tidak mau mendengarkan dan memperhatikan jika dibacakan kepadanya Al Quran adalah sifat kaum Musyrik dan Kafir

{وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا } [الفرقان: 30]

Artinya: “Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan.” QS. Al Furqan; 30

{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ } [فصلت: 26]

Artinya: “Dan orang-orang yang kafir berkata: Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).” QS. Fushshilat: 26.
Semoga setelah ini lebih semangat, membaca, menghafal, memahami, mendengarkan, dan mengamalkan Al Quran Al Karim.

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Jumat, 13 Rabiul Awwal 1434H, Dammam KSA.

Post Comment