بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, أَمَّا بَعْدُ:
Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata:
«وَمِنْ لَطَائِفِ أَسْرَارِ اقْتِرَانِ الْفَرَجِ بِالْكَرْبِ وَالْيُسْرِ بِالْعُسْرِ: أَنَّ الْكَرْبَ إِذَا اشْتَدَّ وَعَظُمَ وَتَنَاهَى، وَحَصَلَ لِلْعَبْدِ الْإِيَاسُ مِنْ كَشْفِهِ مِنْ جِهَةِ الْمَخْلُوقِينَ، وَتَعَلَّقَ قَلْبُهُ بِاللَّهِ وَحْدَهُ، وَهَذَا هُوَ حَقِيقَةُ التَّوَكُّلِ عَلَى اللَّهِ، وَهُوَ مِنْ أَعْظَمِ الْأَسْبَابِ الَّتِي تُطْلَبُ بِهَا الْحَوَائِجُ، فَإِنَّ اللَّهَ يَكْفِي مَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ، كَمَا قَالَ تَعَالَى: {وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ} [الطلاق: 3] ». «جامع العلوم والحكم ت الأرنؤوط» (1/ 493):
Artinya: “Dan termasuk rahasia-rahasia menarik tentang bergandengnya kemudahan dengan kesulitan dan kemudahan dengan kesulitan adalah: jika kesulitan itu bertambah sulit, bertambah besar dan memuncak, maka terjadi pada diri seorang hamba keputus asaan untuk mendapatkan jalan keluarnya dari para makhluk dan akhirnya bergantunglah hatinya kepada Allah semata, dan inilah hakikat tawakkal kepada Allah, dan tawakkal kepada-Nya adalah merupakan salah satu sebab terbesar didapatkannya segala hajat keperluan, karena sesungguhnya Allah akan mencukupkan siapa yang bertawakkal kepada-Nya sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
{ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ }
“Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah-lah sebagai pencukupnya”. (Jami’ Al-‘Ulum wal-Hikam, tahqiq Al-Arnauth, 1/439).
Oleh sebab inilah seorang muslim tidak boleh putus asa!
Wallahu a’lam.
Ditulis oleh: Ahmad Zainuddin Al Banjary
Ahad, 10 Rajab 1432H Dammam KSA