Targhib Wa Tarhib

Indahnya Menolong Terutama Disaat Kesempitan yang Dihadapi Orang Lain

 بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:

Terasa sangat indah rasanya, ketika ibu tua renta itu dapat merasakan nasi setelah selama sepuluh tahun tidak pernah memakannya.
Terasa sangat indah rasanya, ketika sang buta tersebut dapat menyeberang jalan setelah setengah hari ia menunggu
Terasa sangat indah rasanya, ketika sang anak terlilit hutang untuk melunasi hutang orangtuanya itu terlunasi hutangnya, setelah anak tersebut diancam penjara seumur hidup.
Terasa sangat indah rasanya, ketika sang ibu diterima untuk melahirkan di rumah sakit itu, setelah ancaman melahirkan di jalan trotoar.
Masih sangat banyak kejadian-kejadian yang sangat indah, ketika kesulitan terasa sangat sulit dan besar, lalu ada yang datang memberikan bantuan.

Saudaraku muslim…
Membantu ketika sangat dibutuhkan akan sangat indah rasanya baik di dunia atau di akhirat dan itulah yang diajarkan di dalam agama kita.
Allah Ta’ala berfirman:

 (.. وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ)

Artinya: “dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” QS. Al Hajj: 77.

 (.. وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ ..)

Artinya: “dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan.” QS. Al Anbiya’: 73.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ لِى خَالٌ يَرْقِى مِنَ الْعَقْرَبِ فَنَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الرُّقَى – قَالَ – فَأَتَاهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ نَهَيْتَ عَنِ الرُّقَى وَأَنَا أَرْقِى مِنَ الْعَقْرَبِ. فَقَالَ « مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ ».

Artinya: “Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku mempunyai paman yang sering menjampi-jampi akibat tersengat kalajengking, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk menjampi-jampi (ruqyah), lalu ia mendatngi Rasulullah dan berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kamu telah melarang untuk meruqyah sedagkan aku meruqyah akibat tersengat kalajengking, (lalu bagaimana sikapku-pent)?”, beliau menjawab: “Barangsiapa dari kalian yang sanggup berbuat baik kepada saudaranya meka hendaklah ia lakukan.” HR. Muslim.
Saudaraku seiman…
Di bawah ini beberapa keistimewaan dan keutamaan menolong seorang yang dalam kesulitan, terutaman saudaranya seislam:
1. Dimudahkan menggapai keperluaannya
2. Dimudahkan dalam kesulitannya
3. Dibebaskan dari kesulitan hari kiamat

عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ».

Artinya: “Salim meriwayatkan dari bapaknya (Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma), bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim (lainnya), ia tidak menzhaliminya, tidak menyerahkannya (kepada musuh). Barangsiapa yang membantu keperluan saudaranya, niscaya Allah membantu keperluannya. Barangsiapa yang melepaskan dari seorang muslim sebuah Kurbah, niscaya Allah akan melepaskannya dari Kurbah pada hari kiamat, barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” HR. Muslim.
4. Dilapangkan dari keslitan hari kiamat
5. Selalu dalam pertolongan Allah

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang melapangkan dari seorang mukmin sebuah kurbah dari kurbah dunia, niscaya Allah melapangkannya dari kurbah pada hari kiamat, barangsiapa yang memudahkan atas seorang yang dalam kesulitan (membayar hutang), niscaya Allah memudahkannya di dalam (urusan) dunia dan akhirat, barangsiaoa yang menutup (aib) seorang muslim, niscaya Allah menutupi (aibnya) di dunia dan akhirat. Dan Allah selalu dalam pertolongan hamba itu, selama hamba itu menolong saudaranya.” HR. Muslim.
Penjelasan hadits-hadits di atas:
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata:

والكُربة : هي الشِّدَّةُ العظيمة التي تُوقعُ صاحبَها في الكَرب ، وتنفيسُها أن يُخفَّفَ عنه منها ، مأخوذٌ مِنْ تنفيس الخناق ، كأنه يُرخى له الخناق حتَّى يأخذ نفساً ، والتفريجُ أعظمُ منْ ذلك ، وهو أنْ يُزيلَ عنه الكُربةَ ، فتنفرج عنه كربتُه ، ويزول همُّه وغمُّه ، فجزاءُ التَّنفيسِ التَّنفيسُ ، وجزاءُ التَّفريجِ التَّفريجُ ، كما في حديث ابن عمر ، وقد جُمعُ بينهما في حديثِ كعبِ بن عُجرة .

“Al Kurbah adalah kesulitan yang besar yang menjadikan orang yang mendapatkannya dalam penderitaan, menghilangkannya adalah dengan meringankan penderitaannya, diambilkan dari kata melapangkan difteri seakan-akan diharapkan baginya difteri sehingga ia mengambil nafas, dan at tafrij lebih besar dari, yaitu menghilangkan darinya penderitaan, sehingga hilang darinya rasa resah dan gundahnya, jadi, ganjaran melapangkan penderitaan adalah dilapangkan dari penderitaan (pada hari kiamat) dan ganjaran menghilangkan penderitaan adalah dihilangkan penderitaan (pada hari kiamat). Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dan telah digabungkan di antara keduanya dalam hadits Ka’ab bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu.
Kenapa disebutkan kurbah di dunia?
Hal ini dijelaskan oleh Ibnu Rajab Al Hambali, beliau berkata:

إنَّ الكُرَبَ هي الشَّدائدُ العظيمة ، وليس كلّ أحد يحصُلُ له ذلك في الدُّنيا ، بخلاف الإعسار والعورات المحتاجة إلى الستر ، فإنَّ أحداً لا يكادُ يخلو في الدُّنيا من ذلك ، ولو بتعسُّر بعض الحاجات المهمَّة . وقيل : لأنَّ كُرَبَ الدُّنيا بالنِّسبة إلى كُرَب الآخرة كلا شيءٍ ، فادَّخر الله جزاءَ تنفيسِ الكُرَبِ عندَه ، لينفِّسَ به كُرَب الآخرة ،

“Sesungguhnya Al Kurbah adalah kesulitan yang sangat besar, dan tidak setiap orang mendapatkan hal itu di dunia, berbeda dengan kesulitan (ketika bayar hutang) dan aurat-aurat yang dibutuhkan untuk ditutupi, setiap orang tidak terlepas dari hal itu di dunia, walau hanya dengan kesulitan dalam beberapa keperluan yang penting. Bisa juga dikatakan: “karena kurbah dunia jika dibandingkan dengan kurbah akhirat tidak ada apa-apanya, makanya Allah menyimpan ganjaran melapangkan kurbah di sisi-Nya, agar Ia melapangkan kurbah akhirat.
Maksud dari memudahkan orang yang kesulitan dalam membayar hutang?
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah:

والتيسير على المعسر في الدنيا من جهة المال يكون بأحد أمرين : إمّا بإنظاره إلى الميسرة ، وذلك واجبٌ ، كما قال تعالى : { وَإنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ }، وتارةً بالوضع عنه إن كان غريماً ، وإلاّ فبإعطائه ما يزولُ به إعسارُه ، وكلاهما له فضل عظيم .

Artinya: “memudahkan terhadap orang yang sedang kesulitan di dunia dari sisi harta, dapat dilakukan dengan salahsatu daru hal; baik dengan mengulur waktu sampai ia dimudahkan dan hal itu merupakan kewajiban, sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

{ وَإنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ }

Artinya: “Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan.” QS. Al Baqarah: 280. Dan terkadang dengan membebaskannya meskipun hutangnya banyak, atau dengan memberikan sesuatu kepada agar hilang kseukarannya (dalam bayar hutang). Dan kedua-duanya memiliki keutaman yang agung. Lihat kitab Jami Al ‘ulum Wa Al Hikam.
6.    Allah memaafkan dosa-dosanya karena ia membebaskan orang yang kesukaran bayar hutang kepadanya

عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « كَانَ تَاجِرٌ يُدَايِنُ النَّاسَ ، فَإِذَا رَأَى مُعْسِرًا قَالَ لِفِتْيَانِهِ تَجَاوَزُوا عَنْهُ ، لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا ، فَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُ » .

Artinya: “Ubaidullah bin Abdullah, ia mendengar Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Pernah ada seorang pedagang yang menghutangi orang-orang, jika ia melihat ada seorang yang kesukrana (bayar hutang), maka ia akan berkata kepada pembatunya: “Bebaskan hutang daring, semoga Allah membebaskan (memaafkan) kita, maka Allah pun membebaskan (memaafkan) dosa darinya.” HR. Bukhari.
7.    Diampuni Allah Ta’ala dosanya karena meringanka seorang yang kesukaran.

عَنْ حُذَيْفَةَ – رضى الله عنه – قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « مَاتَ رَجُلٌ ، فَقِيلَ لَهُ قَالَ كُنْتُ أُبَايِعُ النَّاسَ ، فَأَتَجَوَّزُ عَنِ الْمُوسِرِ ، وَأُخَفِّفُ عَنِ الْمُعْسِرِ ، فَغُفِرَ لَهُ » .

Artinya: “Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seseorang meninggal”, lalu ia ditanya, lalu ia menjawab: “Aku adalah seorang menjual barang kepada orang-orang, aku memudahkan untuk seorang yang kaya dan aku ringankan untuk seorang yang kesukaran”, akhirnya diampuni dosanya.” HR. Muslim
8.    Diselamatkan oleh Allah Ta’ala dari derita pada hari kiamat

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى قَتَادَةَ أَنَّ أَبَا قَتَادَةَ طَلَبَ غَرِيمًا لَهُ فَتَوَارَى عَنْهُ ثُمَّ وَجَدَهُ فَقَالَ إِنِّى مُعْسِرٌ. فَقَالَ آللَّهِ قَالَ آللَّهِ. قَالَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُنْجِيَهُ اللَّهُ مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ أَوْ يَضَعْ عَنْهُ ».

Artinya: “Abdullah bin Abu Qaradah meriwayatkan bahwa Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu menagih dari seorang yang banyak hutang kepadanya, orang tersebut bersembunyi darinya sehingga ia mendapatkannya, lalu orang tersebut berkata: “Sesungguhnya aku kesukaran(untuk bayar hutang)”, Lalu Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu bertanya: “Demi Allah”, orang tersebut menjawab: “Demi Allah”, Abu Qatadah berkata: “Sesungguhnya aku telah medengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menyukai Allah menyelamatkannya dari penderitaan hari kiamat, maka lapangkanlah bagi seorang yang kesukaran (bayar hutang) atau bebaskanlah ia (dari hutangnya).” HR. Muslim.
9.    Mendapat naungan Arsynya Allah Ta’ala.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ لَهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menunggu seorang yang kesukaran atau membebaskannya, niscaya Allah akan menaunginya pada hari kiamat di bawah naungan ‘Arsy-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.” HR. Tirmidzi.
10.  Orang yang paling dicintai Allah Ta’ala
11.  Lebih utama dibandingkan beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan
12.  Ditetapkan kaki di atas Shirath ketika kaki-kaki terjatuh dan tergelincir

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما : أَنَّ رَجُلا جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ! أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ ؟ وَأَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ – يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ – شَهْرًا , وَمَنَ كَفَّ غَضَبَهُ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ , وَمَنْ كَظَمَ غَيْظَهُ وَلَوْ شَاءَ أَنْ يُمْضِيَهُ أَمْضَاهُ مَلأَ اللَّهُ قَلْبَهُ رَجَاءً يَوْمَ الْقِيَامَةِ , وَمَنْ مَشَى مَعَ أَخِيهِ فِي حَاجَةٍ حَتَّى يَتَهَيَّأَ لَهُ أَثْبَتَ اللَّهُ قَدَمَهُ يَوْمَ تَزُولُ الأَقْدَامِ) .

Artinya: “Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma meiwayatkan bahwa pernah seorang lelaki datang menemui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ia bertanya: “Wahai Rasulullah! SIapakah manusia yang paling dicintai Allah? Dan amalan apakah yang paling disukai Allah?, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Manusia yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah yang paling bermanfaat untuk manusia, dan amalan yang paling disukai Allah Ta’ala adalah kegembiraan yang kamu masukkan kepada seorang muslim atau menghilangkan darinya derita atau melunasi hutangnya  atau menghilangkan laparnya. Sungguh aku berjalan bersama seorang saudara dalam sebuah keperluan lebih aku cintai daripada aku beri’tikaf di dalam masjid ini – yaitu masjid nabawi – selama sebulan. Dan barangsiapa yang menahan amarahnya nisaya Allah akan menutupi auratnya, barangsiapa yang menahan murkanya kalau ia kehendaki ia dapat melampiaskannya, niscaya Allah mengisi hatinya pengharapan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya dalam sebuah keperluan sehingga selesai keperluannya, niscaya Allah akan menetapkan kakinya pada hari terpelesetnya kaki-kaki.” HR. Ath Thabrany dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Targhib wa At Tarhib, no. 955.
Setelah ini semua…
Saya tidak yakin jika saudaraku seiman tidak tergugah untuk menolong orang lain terutama seiman, terutama ketika ia sangta membutuhkan pertolonganmu…

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Ahad, 24 Shafar 1434H, Dammam KSA.

Post Comment