Targhib Wa Tarhib

Manusia Super (bag. 02)

Sambungan Dari Manusi Super – bag. 01

1. SEORANG MAMPU SABAR MENAHAN MUSIBAH YANG DI DAPATINYA
عَنْ عَطَاءِ بْن أَبِي رَبَاحٍ قَالَ: قَالَ لِي ابْنُ عَبَّاس:ٍ أَلاَ أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ ؟ قُلْتُ: بَلَى ، قَال:َ هَذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاء،ُ أَتَتْ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَتْ: إِنِّي أُصْرَعُ، وَإِنِّي أَتَكَشَّفُ، فَادْعُ اللَّهَ لِي. قَالَ: «إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ، وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَكِ »، فَقَالَتْ: أَصْبِرُ، فَقَالَتْ: إِنِّي أَتَكَشَّفُ، فَادْعُ اللَّهَ لِي أَنْ لاَ أَتَكَشَّفَ، « فَدَعَا لَهَا ». متفق عليه
Artinya: “Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah berkata: “Berkata kepadaku Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma: ” Maukah aku perlihatkan kepadamu seorang wanita dari penghuni surga?”, aku menjawab: “Iya tentu”, Ibnu Abbas berkata: “Ia lah wanita berkulit hitam itu, ia pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata: “Sungguh aku sering kesurupan, dan sungguh aku sering tersingkap aurat, berdoalah kepadaku untukku?”, beliau menjawab: “Jika kamu ingin bersabar niscaya bagi surga, dan jika kamu ingin aku berdoa kepada Allah agar Allah menyembuhkanmu”, wanita tersebut berkata: “Aku bersabar, tetapi aku sering terbuka aurat, maka berdoalah kepada Allah agar aku tidak tersingkap aurat”, lalu Nabi mendoakannya.” muttafaqun ‘alaihi.

2. SEORANG MAMPU MENAHAN DIRI TIDAK BERMAKSIAT PADAHAL IA MAMPU DAN PUNYA KESEMPATAN

عن أبي هريرة رضي الله عنه، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (( سَبْعَة يظِلُّهمُ الله في ظِلِّهِ يوم لا ظِلَّ إلا ظِله ….ورجل دَعَتْهُ امرأة ذاتُ مَنْصِب وجمال، فقال: إني أخافُ الله)). رواه البخاري ومسلم
Artinya: “Abu Hurairah. radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tujuh orang yang akan dinaungi oleh Allah di dalam naungannua pada haro tidak ada naungan kecuali naungan-Nya…, dan seorang lelaki yang diajak oleh seorang wanita mempunyai kedudukan dan kecantikan, lelaki tersebut berkata: “Sungguh aku takut kepada Allah.” HR. Bukhari dan Muslim.

3. SEORANG MAMPU MEMAAFKAN KESALAHAN ORANG LAIN PADAHAL IA MAMPU UNTUK MEMBALASNYA.

﴿خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِالْجَاهِلِينَ﴾ (199) سورة الأعراف

Artinya: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”

﴿وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُلَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ﴾ (22)سورة النور

Artinya: “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. An Nuur: 22.

Ayat ini turun tentang Abu Bakar yang diperintahkan untuk memaafkan sebagian orang beriman yang ikut membicarakan berita dusta, tentang Aisyah radhiyallahu ‘anha. Lalu Abu Bakar radhiyallahu ‘anhupun memaafkan mereka karena lebih menginginkan ampunan Allah Ta’ala.

Dan akhlak belaiu contoh dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala penaklukan kota Mekkah, beliau berkata kepada kaum Quraisy yang dahulu menyiksa beliau dan bahkan hendak membunuh beliau sampai akhirnya beliau berhijrah ke kota Madinah, sampai beliau sanggup menaklukkan kota Mekkah, Tapi beliau tidak membalasnya.

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin 
Masjidil Haram Mekkah, Senin, 3 Rabi’uts Tsani 1436H

Post Comment