بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ:
Saudaraku seiman…
Bagi yang memperhatikan ceramah-ceramah yang disampaikan oleh Syeikh Prof. DR. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr hafizhahullah, senantiasa akan mendengar baik di awal atau di akhir ceramah, beliau menyebutkan doa-doa dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan diantara doa yang beliau sebutkan adalah:
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Artinya: “Wahai Allah, perbaikilah agamaku yang ia adalah penjaga perkaraku dan perbaikilah untukku duniaku yang di dalamnya kehidupanku dan perbaikilah akhiratku yang di dalamnya tempat kembaliku dan jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan untukku di dalam setiap kebaikan dan jadikanlah kematian ini sebagai istirahat untukku dari setiap keburukan.” HR. Muslim.
Berkata Ath Thibi menjelaskan hadits ini:
إصلاح المعاد اللطف والتوفيق على طاعة الله وعبادته وطلب الراحة بالموت فجمع في هذه الثلاثة صلاح الدنيا والدين والمعاد وهي أصول مكارم الأخلاق
“Di dalam hadits ini terdapat; perbaikan akhirat, kelembutan dan petunjuk untuk taat dan ibadah kepada Allah dan meminta kenyamanan dengan kematian, maka terkumpullah di dalam tiga perkara ini, kebaikan dunia, agama dan akhirat dan ia adalah pokok dasar dari akhlak yang mulia.” Lihat kitab At Taisir Bi Syarh Al Jami’ Ash Shaghir, karya Al Munawi, 1/441.
Berkata Ash Shan’ani menjelaskan hadits ini:
تضمن الدعاء بخير الدارين
“Doa ini mengandung kebaikan dua kampung(;dunia dan akhirat).” Lihat kitab Subul As Salam, 4/223.
Dan Doa yang sering beliau baca juga adalah, doa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi:
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Wahai Allah, dengan rahmat-Mu aku berharap , janganlah sandarkan diriku kepadaku walau sekejap matapun dan perbaikilah keadaanku seluruhnya, sungguh tiada sembahan yang berhak disembah kecuali Engkau.” HR. Abu Daud dan Ahmad.
Berkata Al Munawi menjelaskan hadits ini:
(دعوات المكروب) أي المغموم المحزون أي الدعوات النافعة له المزيلة لكربه والكرب بفتح فسكون ما يدهم المرء مما يأخذ بنفسه ويغمه ويحزنه (اللهم رحمتك أرجو فلا تكلني إلى نفسي طرفة عين وأصلح لي شأني كله لا إله إلا أنت) ختمه بهذه الكلمات الحضورية الشهودية إشارة إلى أن الدعاء إنما ينفع المكروب ويزيل كربه إذا كان مع حضور وشهود ومن شهد لله بالتوحيد والجلال مع جمع الهمة وحضور البال فهو حري بزوال الكرب في الدنيا والرحمة ورفع الدرجات في العقبى
“Maksud dari “Da’awatul Makrub” adalah doanya seorang yang resah dan sedih yaitu doa-doa yang bermanfaaat untuknya menghilangkan kesulitan yang menyulitkan dirinya, meresahkan dan menyedihkannya.
Maksud dari “اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ”adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengakhiri doa ini dengan kalimat-kalimat yang hadir dan dalam bentuk menyaksikan (yaitu dengan redaksi perkataan yang seakan berbicara langsung kepada Allah), hal ini adalah menunjukkan bahwa doa hanya akan bermanfaat untuk seorang yang dalam kesulitan dan akan menghilangkan kesulitannya, jika bersamaan dengan sikap hadir dan kesaksian, barangsiapa yang bersyahadat untuk Allah dengan mentauhidkan dan mengagungkan-Nya yang disertai dengan terkumpulnya tekad dan hadirnya hati, maka diharapkan dengan sangat lenyapnya kesulitan di dunia serta mendapatkan rahmat dan pengangkatan derajat di akhirat.” Lihat kitab Faidh Al Qadir, 3/702.
Sungguh pemilihan doa yang jitu, karena di dalam dua doa ini terdapat:
- Meminta kebaikan dalam beragama karena jika beragama baik maka akan berpengaruh kepada kebaikan dalam perkara dunia dan jika perkara beragama dan dunia baik maka dengan rahmat Allah akan mendapat kehidupan akhirat yang baik.
- Meminta kebaikan dunia akhirat yang setiap makhluk sangat menginginkannya
- Meminta dijauhkan dari setiap resah, gundah, galau, sedih karena manusia hidupnya tidak lepas dari resiko, bahaya dan ujian.
Jazakumullah khairan wahai Syeikh Abdurrazzaq wa hafizhakum, telah mengajarkan sunnah kepada kami umat Islam dengan tingkah lakumu bukan hanya dengan perkataanmu.
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Senin, 12 Jumadats Tsaniyah 1434H, Dammam KSA.