Pasti! Kita Semua Akan Mendatanginya – Mengingat Neraka, bag. 01
Aqidah Artikel

Pasti! Kita Semua Akan Mendatanginya – Mengingat Neraka, bag. 01

بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:

Saudaraku yang beriman…
Semoga kita selalu menjadi hamba-hamba yang bersyukur jika mendapatkan nikmat-Nya…
Saudaraku muslim…mari kita tinggalkan dulu dunia yang kita tempati ini dengan segala macam kesibukannya, mari kita renungkan sebuah tempat yang akan didatangi oleh seluruh kita, seluruh manusia.
Ketauhilah wahai saudaraku…
Seluruh manusia akan mendatangi neraka tersebut dan ini merupakan suatu kepastian, lalu hanya orang-orang berimanlah yang akan dikeluarkan dan diselamatkan darinya hal ini berdasarkan nash dari Al Quran Al Karim, Allah Ta’ala berfirman:

{ وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا (71) ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا (72) } [مريم: 71 – 73]

Artinya: “Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan”.”Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut”. QS. Maryam: 71-72.

Ayat yang suci di atas, sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang tersebut di dalam sebuah riwayat:

عَنْ السُّدِّيِّ قَالَ سَأَلْتُ مُرَّةَ الْهَمْدَانِيَّ عَنْ قَوْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ { وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا }فَحَدَّثَنِي أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضي الله عنه حَدَّثَهُمْ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرِدُ النَّاسُ النَّارَ ثُمَّ يَصْدُرُونَ مِنْهَا بِأَعْمَالِهِمْ فَأَوَّلُهُمْ كَلَمْحِ الْبَرْقِ ثُمَّ كَالرِّيحِ ثُمَّ كَحُضْرِ الْفَرَسِ ثُمَّ كَالرَّاكِبِ فِي رَحْلِهِ ثُمَّ كَشَدِّ الرَّجُلِ ثُمَّ كَمَشْيِهِ. رواه الترمذي.

Artinya: “Dari Suddiy, beliau berkata: “Aku bertanya kepada Murrah Al Hamdani tentang firman Allah Ta’ala  وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا } {, lalu ia memberitahukan kepadaku bahwa Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu memberitahukan kepada mereka, beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seluruh manusia akan mendatangi neraka kemudian mereka keluar darinya sesuai dengan amal perbuatan mereka dan yang pertama dari mereka laksana kejapan kilat lalu seperti angin lalu seperti lari kencangnya kuda lalu seperti orang yang menunggangi kendaraan lalu seperti larinya seseorang lalu seperti jalannya seseorang”. Hadits riwayat Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, no. 311.

عَنْ أُمِّ مُبَشِّرٍ عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى لأَرْجُو أَلاَّ يَدْخُلَ النَّارَ أَحَدٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَةَ ». قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ اللَّهُ (وَإِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا) قَالَ « أَلَمْ تَسْمَعِيهِ يَقُولُ (ثُمَّ نُنَجِّى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا ).

Artinya: “Ummu Mubasysyir meriwayatkan bahwa Hafshah berkata: “Nabi Muhammad shallallau ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku sangat berharap tidak masuk surga dengan kehendak Allah Ta’ala dari yang ikut berperang Badar dan Hudaibiyyah”, Hafshah berkata: “Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah berfirman: “(وَإِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا) “Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu, hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan”, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apakah kamu tidak mendengar Allah Ta’ala berfirman: “(ثُمَّ نُنَجِّى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا ) “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 2482.
Makna ( وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ) “Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu”
Sebagian ulama berpendapat maksudnya adalah berjalan di atas shirath (jembatan), sebagian lain berpendapat, maksudnya adalah masuk ke dalam neraka dan pendapat kedua ini adalah pendapatnya Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Kalau kita perhatikan bahwa, kita akan mendatangi neraka, dan itu adalah sebuah keyakinan dan kepastian, sedangkan mendatangi surga adalah sesuatu yang belum pasti, pertanyaannya: “Apakah kita termasuk orang-orang yang diselamatkan dari Neraka ataukah termasuk yang dibiarkan di dalamnya dalam keadaan berlutut?!.” Wallahul musta’an.

Ayat ini yang menjadikan beberapa orang shalih senantiasa menangis, memperbanyak shalat malam, merasa takut untuk terlalu banyak tertawa dan merasa khawatir untuk terlalu berleha-leha dengan hawa nafsu, mari perhatikan beberapa kisah berikut:
Bercerita Ibnu Katsir rahimahullah:

عن قيس بن أبي حازم قال: كان عبد الله بن رَوَاحة واضعًا رأسه في حِجْر امرأته، فبكى، فبكت امرأته فقال ما يبكيك؟ فقالت: رأيتك تبكي فبكيت. قال: إني ذكرت قول الله عز وجل: { وَإِنْ مِنْكُمْ  إِلا وَارِدُهَا } ، فلا أدري أنجو منها أم لا؟

“Qais bin Abu Hazim berkata: “Abdulah bin Rawahah meletakkan kepalanya di pangkuan istrinya, kemudian ia menangis, dan istrinya pun ikut menangis, lalu ia bertanya kepada istrinya: “Apa yang menyebabkanmu menangis?”, istrinya menjawab: “Aku melihatmu menangis maka akupun ikut menangis”, ia berkata: “Sesungguhnya aku teringat Firman Allah Ta’ala: ( وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ) “Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu”, Aku tidak tahu apakah aku selamat darinya atau tidak?”

عن أبي إسحاق: كان أبو ميسرة إذا أوى إلى فراشه قال: يا ليت أمي لم تلدني ثم يبكي، فقيل: ما يبكيك يا أبا ميسرة؟ فقال: أخبرنا أنا واردوها، ولم نُخْبَرْ أنا صادرون عنها

“Abu Ishaq meriwayatkan: “Abu Maysarah jika ingin tidur, ia berkata: “Aduhai, coba saja ibuku tidak melahirkanku”, kemudian beliau menangis, ketika ditanya: “Apa yang membuatmu menangis wahai Abu Maysarah?”, beliau menjawab: “(Allah) telah memberitahukan kepada kita bahwa kita akan melewatinya(/mendatanginya-pen), dan kita belum diberitahukan, apakah kita akan keluar darinya?”

 
وقال عبد الله بن المبارك عن الحسن البصري ، قال : قال رجل لأخيه : هل أتاك أنك وارد النار ؟ قال : نعم ، قال : فهل أتاك أنك صادر عنها ؟ قال : لا ، قال : ففيم الضحك ؟ قال : فما رئي ضاحكاً حتى لحق بالله ،

Artinya: “Berkata Abdullah bin Al Mubarak meriwayatkan dari Hasan Al Bashry, ia berkata: “Berkata seorang kepada saudaranya: “Apakah telah datang kepadamu (berita) bahwa kamu akan mendatangi neraka?”, si saudara menajwab: “Iya”, lalu seorang ini bertanya (lagi) kepada saudaranya: “Lalu apakah datang (berita) kepadamu bahwa kamu akan keluar darinya?”, si saudara ini menjawab: “Tidak”, kalau begitu kenapa tertawa?!”, maka ia tidak pernah terlihat tertawa sampai bertemu dengan Allah (/meninggal dunia).”

عن عمرو، أخبرني من سمع ابن عباس يخاصم نافع بن الأزرق، فقال ابن عباس: الورود  الدخول؟ فقال نافع: لا فقرأ ابن عباس: { إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ } [ الأنبياء : 98 ] وردوا أم لا؟ وقال: { يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ } [ هود : 98 ] أورْدٌ هو  أم لا؟ أما أنا وأنت فسندخلها، فانظر هل نخرج منها أم لا؟ وما أرى الله مخرجك منها بتكذيبك فضحك نافع  .  

Artinya: “’Amr meriwayatkan: “Aku telah diberitahukan oleh seorang yang mendengar Abdullah bin Abbas ketika mendebat Nafi’ bin Al Arzaq, berkata Abdullah bin Abbas: “Mendatangi itu adalah masuk”, berkata Nafi’: “Tidak”, lalu Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma membaca ayat: “{ إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ } “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya.”, mereka masuk atau tidak?”, lalu beliau membaca ayat: “{ يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ } “Ia berjalan di muka kaumnya di Hari Kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.” mereka masuk atau tidak?” Adapun saya dan kamu, maka kita akan memasukinya, maka lihatlah, apakah kita akan keluar darinya atau tidak? Dan aku tidak mengira bahwa Allah akan mengeluarkanmu darinya dengan pendustaanmu (terhadap ayat tersebut)”, maka Nafi’ pun tersenyum.” Lihat semua cerita tadi di dalam kitab tafsir Al Quran Al Azhim, karya Ibnu katsir.
Maka renungkanlah… semoga dengannya kita bisa mempersiapkan diri sehingga menjadi orang-orang yang selamat darinya.
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Selasa, 24 Syawwal 1433H, Dammam KSA

Post Comment